Minggu, Oktober 19, 2008

Di Cari



Jika teman-teman ada yang mengetahui atau melihat bocah yang saya tampil kan ini. untuk menyuruh dia menghubungi saya di 085664800001 atau di 08287329473.terimakasih

Senin, Oktober 13, 2008

Anak Tetangga Yang Menggairahkan



Anak Tetangga Yang Menggairahkan

Aku seorang pegawai di salah satu perusahaan swasta di kota DKI, nama aku Iwan. Aku berumur 30 tahun dengan tinggi badan 170 cm serta berat badan 65 kg dan kata cewek-cewek sih, aku memiliki wajah dan tubuh yang sangat ideal untuk seorang laki-laki bujangan. Perusahaan tempat aku kerja memberlakukan lima hari kerja yaitu setiap hari senin sampai Jumat, sehingga setiap hari sabtu aku selalu berada di rumah yang merupakan salah satu kompleks elit di kota aku itu. Setiap hari sabtu aku selalu mengisi waktu dengan melihat situs porno, majalah porno, dan menonton film pornoh yang aku sewa di salah satu rental yang berada di kompleks tersebut, dan hal itu berlangsung selama berbulan-bulan.

Suatu saat hal tersebut tidak aku lakukan lagi karena setelah aku melihat Riska anak tetangga aku yang masih duduk di kelas 1 SMP yang kira-kira berumur 12 tahun dan aku sangat terpesona dengan kemolekan tubuh anak tersebut. Riska memiliki tubuh yang indah untuk ukuran anak seumur dia dengan tinggi badan sekitar 155 cm dan berat badan sekitar 45kg serta memiliki dua bukit kembar yang berukuran sedang yang tercermin dari tonjolan padat dibalik seragam sekolah yang ketat dan tank top yang biasa dikenakannya dan yang tidak kalah menariknya lagi ia memiliki pantat yang sangat padat dan berisi yang terlihat dari rok sekolah setinggi lutut dan rok mini yang ia kenakan dan anehnya lagi aku tidak pernah melihat adanya garis CD yang ia kenakan, dan yang pasti memeknya belum ditumbuhi bulu-bulu halus.

Aku sering melihat riska kesekolah setiap hari dengan sengaja berdiri didepan rumah sebelum aku berangkat kerja atau pada sore hari sepulang kerja di saat ia sedang jalan-jalan sore di sekitar kompleks dan pada saat itu aku selalu memandangi riska dengan sangat tajam dan penuh nafsu namun ia tak menyadarinnya dan sampai suatu hari riska mulai menyadarinya dan mulai membalas tatapan aku dengan mata yang sangat menggoda.

Sejak kejadian itu aku selalu terbayang-bayang dengan kemolekan riska setiap usai bekerja namun bukannya aku jatuh cinta padanya tapi aku suka akan kemolekan tubuhnya dan sangat bernafsu untuk mencicipinnya, tetapi nafsu birahi tersebut aku tahan dan aku lampiaskan dengan hanya memandangi tubuhnya dari balik pagar pada sore hari disaat ia sedang berjalan-jalan dikompleks. Riska selalu menggunakan tank top dan rok mini setiap akan berjalan-jalan disekitar kompleks bersama kakak dan sepupunya (Yani yang sedang kuliah smst 2 dan Neni yang duduk di sma kls 3) dan ini dia lakukan setiap sore.

Seperti biasanya pada sore hari setiap pulang kerja aku selalu menunggu riska untuk memandangi tubuhnya, tetapi pada saat itu aku heran karena riska hanya sendiri saja berjalan dengan sangat santai dan seperti biasa pula ia hanya memakai tank top yang pada saat itu berwarna kuning dan rok mini berwarna putih tembus pandang dan yang tidak terlalu ketat. Dengan sangat nernafsu aku tatap dia dari balik pagar dan dia pun membalasnya dan tanpa aku sangka-sangka riska menuju ke pintu pagar rumah aku, dan dalam hati aku bertanya mungkin dia akan marah karena aku selalu menatapnya, tetapi hal tersebut tidak terjadi, dia malah tersenyum manis sambil duduk dideker didepan pagar rumah aku yang membuat nafsu aku semakin tinggi karena dengan leluasa aku dapat memandangi tubuh riska dan yang lebih mengasikan lagi ia duduk dengan menyilangkan pahannya yang membuat sebagian roknya tersingkap disaat angin meniup dengan lembutnya namun ia diam dan membiarkan saja. Dengan penuh nafsu dan penasaran ingin melihat tubuh riska dari dekat maka aku dekati dia dan bertannya “Duduk sendirian nih boleh aku temanin,” dengan terkejut riska mambalikan wajahnya dan berkata “eh…… boooboleh.” Aku langsung duduk tepat di sampingnya dikarenakan deker tersebut hanya pas untuk dua orang. Dan untuk mengurangi kebisuan aku bertannya pada riska “Biasanya bertiga, temennya mana..?”, dengan terbata-bata riska berkata “Gi.. gini om, mereka i.. itu bukan temen aku tetapi kakak dan sepupu aku.” aku langsung malu sekali dan kerkata “Sorry.” kemudia riska menjelaskan bahwa kakak dan sepupunnya lagi ke salah satu mal namannya MM.

Riska mulai terlihat santai tetapi aku semakin tegang jantungku semakin berdetak dengan kerasnya dikarenakan dengan dekatnya aku dapat memandangi paha mulus riska ditambah lagi dua bukit kembarnya tersembul dari balik tank topnya apabila dia salah posisi. Diam-diam aku mencuri pandang untuk melihatnya namun dia mulai menyadarinya tetapi malah kedua bukit kembarnya tersebut tambah diperlihatkannya keaku yang membuat aku semakin salah tingkah dan tampa sengaja aku menyentuh pahanya yang putih tanpa ditutupi oleh rok mininya karena tertiup angin yang membuat riska terkejut dan riskapun tidak marah sama sekali sehingga tangan aku semakin penasaran dan aku dekapkan tangan aku ke pahanya dan dia pun tidak marah pula dan kebetulan pada saat itu langitpun semakin gelap sehingga aku gunakan dengan baik dengan perlahan-lahan tangan kiri aku yang berada di atas pahanya aku pindahkan ke pinggannya dan meraba-raba perutnya sambil hidungku aku dekatkan ketelingannya yang membuat riska kegelian karena semburan nafasku yang sangat bernafsu dan mata ku tak berkedip melihat kedua bukit kembarnya yang berukuran sedang dibalik tank topnya. Tanpa aku sadari tangan kiri aku telah menyusup kedalam tank top yang ia gunakan menuju kepunggunya dan disana aku menemukan sebuah kain yang sangat ketat yang merupakan tali BH nya dan dengan sigapnya tangan aku membuka ikatan BH yang dikenakan riska yang membuat tangan aku semakin leluasa ber gerilya dipunggunya dan perlahan-lahan menyusup kebukit kembarnya serta tangan kanan aku membuka ikatan tali BH riska yang berada di lehernya dan dengan leluasa aku menarik BH riska tersebut keluar dari tank topnya karena pada saat itu riska mengggunakan BH yang biasa digunakan bule pada saat berjemur. Setelah aku membuka BHnya kini dengan leluasa tangan aku meraba, memijit dan memelintir bukit kembarnya yang membuat riska kegelian dan terlihat pentil bukit kembarnya telah membesar dan berwarna merah dan tanpa ia sadari ia berkata “Terusss.. nikmattttt.. Ommmm……….. ahh.. ahhhh….” Dan itu membuat aku semakin bernafsu, kemudian tangan aku pindahkan ke pinggannya kembali dan mulai memasukannnya ke dalam rok mini yang ia kenakan dengan terlebih dahulu menurunkan res yang berada dibelakang roknya, kemudian tangan aku masukan kedalam rok dan CDnya dan meremas-remas bokongnya yang padat dan berisi dan ternyata riska memakai CD model G string sehingga membuat aku berpikir anak SMP kayak dia kok sudah menggunakan G string tetapi itu membuat pikiranku selama ini terjawab bahwa riska selama ini menggunakan G string sehingga tidak terlihat adanya garis CD. Lima menit berlalu terdengar suara riska “Ahh.. terusss Om… terusss.. nikmattttt.. ahh.. ahhhh…” hanya kalimat itu yang keluar dari mulut riska pada saat aku menyentuh dan memasukan jari tengan aku ke dalam memeknya yang belum ditumbuhi bulu-bulu tersebut dari belakang dan aku pun makin menggencagkan seranganku dengan mengocok memeknya dengan cepat. Tiba-tiba pecahlah rintihan nafsu keluar dari mulut Riska.
“Ouuhhh.. Ommmm.. terus.. ahhh.. ahhhhhhhhh.. ahhhhhhhhhhhhhh..” riska mengalami orgasme untuk yang pertama kali.

Setelah riska mengalami orgasme aku langsung tersentak mendengar suara beduk magrib dan aku menghentikan seranganku dan membisikan kata-kata ketelinga riska “Udah dulu ya..” dengan sangat kecewa riska membuka matanya dan terlihat adanya kekecewaan akibat birahinya telah sampai dikepala dan aku menyuruhnya pulang sambil berkata “Kapan-kapan kita lanjutkan lagi,” ia langsut menyahut “Ya om sekarang aja tanggung nih, lihat memek aku udah basah..” sambil ia memegang memeknya yang membuat aku berpikir anak ini tinggi juga nafsunya dan aku memberinya pengertian dan kemudian ia pulang dengan penuh kekecewan tanpa merapikan tank top dan roknya yang resnya masih belum dinaikan namun tidak membuat rok mininya turun karena ukuran pingganya yang besar, tetapi ada yang lebih parah ia lupa mengambil BH nya yang aku lepas tadi sehingga terlihat bukit kembarnya bergoyang-goyang dan secara samar-samar terlihat putting gunung kembarnya yang telah membesar dan berwarna merah dari balik tank topnya yang pastinya akan membuat setiap orang yang berpapasan dengannya akan menatapnya dengan tajam penuh tanda tanya. Setelah aku sampai di rumah aku langsug mencium BH riska yang ia lupa, yang membuat aku semakin teropsesi dengan bentuk gunung kembarnya dan dapat aku bayangkan dari bentuk BH tersebut.

Sejak kejadian sore itu, lamunanku semakin berani dengan menghayalkan nikmatnya bersetubuh dengan riska namun kesempatan itu tak kunjung datang dan yang mengherankan lagi riska tidak pernah berjalan-jalan sore lagi dan hal tersebut telah berlangsung selama 1 minggu sejak kejadian itu, yang membuat aku bertanya apakah dia malu atau marah atas kejadian itu, sampai suatu hari tepatnya pada hari sabtu pagi dan pada saat itu aku libur, cuaca sangat gelap sekali dan akan turun hujan, aku semakin BT maka kebiasaan aku yang dulu mulai aku lakukan dengan menonton film porno, tapi aku sangat bosan dengan kaset tersebut. Hujanpun turun dengan derasnya dan untuk menghilangkan rasa malas dan bosan aku melangkah menuju keteras rumah aku untuk mengambil koran pagi, tapi setibanya didepan kaca jendela aku tersentak melihat seorang anak SMP sedang berteduh, ia sangat kedinginan dikarenakan bajunya basah semuannya yang membuat seluruh punggunya terlihat termasuk tali BH yang ia kenakan. Perlahan-lahan nafsuku mulai naik dan aku perhatikan anak tersebut yang kayaknya aku kenal dan ternyata benar anak tersebut adalah Riska, dan aku berpikir mungkin dia kehujanan saat berangkat sekolah sehingga bajunya basah semua. Kemudian aku mengatur siasat dengan kembali ke ruang tengah dan aku melihat film porno masih On, maka aku pun punya ide dengan megulang dari awal film tersebut dan akupun kembali ke ruang tamu dan membuka pintu yang membuat riska terkejut.

Pada saat riska terkejut kemudia aku bertannya pada dia “Lo riska ngak kesekolah nih?” dengan malu-malu riska menjawab “Ujan om..” aku langsung bertannya lagi “Ngak apa-apa terlambat.”
“Ngak apa-apa om karena hari ini ngak ada ulangan umum lagi.” riska menjawab dan aku langsung bertannya “Jadi ngak apa-apa ya ngak kesekolah?”. “Ia om”, riska menjawab dan dalam hati aku langsung berpikir bahwa selama ini riska tidak pernah kelihatan karena ia belajar untuk ulangan umum, dan inilah kesempatan yang aku tunggu-tunggu dan aku langsung menawarinya untuk masuk kedalam dan tanpa malu-malu karena udah kedingin dia langsung masuk kedalam ruang tamu dan langsung duduk dan pada saat itu aku memperhatikan gunung kembarnya yang samar-samat tertutupi BH yang terlihat dari balik seragam sekolahnya yang telah basah sehingga terlihat agak transparan.

Melihat riska yang kedinginan, maka aku menawari dia untuk mengeringkan badannya di dalam dan dia pun setuju dan aku menunjukan sebuah kamar di ruang tengah dan aku memberi tahu dia bahwa di sana ada handuk dan baju seadannya. Dengan cepat riska menuju ke ruang tengah yang disana terdapat TV dan sedang aku putar film porno, hal tersebut membuat aku senang, karena riska telah masuk kedalam jebakanku dan berdasarkan perkiraan aku bahwa riska tidak akan mengganti baju tetapi akan berhenti untuk menonton film tersebut. Setelah beberapa lama aku menunggu ternyata riska tidak kembali juga dan akupun menuju keruang tengah dan seperti dugaanku riska menonton film tersebut dengan tangan kanan di dalam roknya sambil mengocok memeknya dan tangan kiri memegang bukit kembarnya. Aku memperhatikan dengan seksama seluruh tingkah lakunya dan perlahan-lahan aku mengambil handy cam dan merekam seluruh aktivits memegang dan mengocok memek dan bukit kembarnya yang ia lakukan sendiri dan rekaman ini akan aku gunakan untuk mengancamnya jika ia bertingkah. Setelah merasa puas aku merekamnya. Aku menyimpan alat tersebut kemudian aku dekati riska dari belakang.

Aku berbisik ketelinga riska, enak ya, riska langsung kaget dan buru-buru melepaskan tangannya dari memek dan bukit kembarnya, aku langsung menangkap tangannya dan berbisik lagi “Teruskan saja, aku akan membantumu.” kemudian aku duduk dibelakang riska dan menyuruh riska untuk duduk di pangkuanku yang saat itu penisku telah menegang dan aku rasa riska menyadari adanya benda tumpul dari balik celana yang aku kenakan. Dengan perlahan-lahan, tanganku aku lingkarkan keatas bukit kembarnya dan ciumanku yang menggelora mencium leher putih riska, tangan kananku membuka kancing baju riska satu demi satu sampai terlihat bukit kembarnya yang masih ditutupi BH yang bentuknya sama pada saat kejadian yang sore lalu. Riska sesekali menggelinjat pada saat aku menyentuh dan meremas bukit kembarnya namun hal tersebut belum cukup, maka aku buka sebagian kancing baju seragam yang basah yang digunakan riska kemudian tagan kiri aku masuk ke dalam rok riska dan memainkan bukit kecilnya yang telah basah dan pada saat itu rok yang ia gunakan aku naikan ke perutnya dengan paksa sehingga terlihat dengan jelas G string yang ia gunakan. Aku langsung merebahkan badannya diatas karpet sambil mencium bibir dan telinganya dengan penuh nafsu dan secara perlahan-lahan ciuman tersebut aku alihkan ke leher mulusnya dan menyusup ke kedua gunung kembarnya yang masih tertutup BH yang membuat riska makin terangsang dan tanpa dia sadari dari mulutnya mengeluarkan desahan yang sangat keras.

“Ahhhhh terussssssss Omm…….. terusssssss…. nikmattttttt….. ahh…. ahhhhhhhhhhh……. isap terus Om.. Ahhhh…….. mhhhhhhhh. Omm…”
Setelah lama mengisap bukit kembarnya yang membuat pentil bukit kembarnya membesar dan berwarna merah muda, perlahan-lahan ciuman aku alihkan ke perutnya yang masih rata dan sangat mulus membuat riska tambah kenikmatan.
“Ahh ugggh…. uuhh…. agh…. uhh…. aahh”, Mendengar desahan riska aku makin tambah bernafsu untuk mencium memeknya, namun kegiatanku di perut riska belum selesai dan aku hanya menggunakan tangan kiri aku untuk memainkan memeknya terutama klitorisnya yang kemudian dengan menggunakan ketiga jari tangan kiri aku, aku berusaha untuk memasukan kedalam memek riska, namun ketiga jari aku tersebut tidak pas dengan ukuran memeknya sehingga aku mencoba menggunakan dua jari tetapi itupun sia-sia yang membuat aku berpikir sempit juga memek anak ini, tetapi setelah aku menggunakan satu jari barulah dapat masuk kedalam memeknya, itupun dengan susah payah karena sempitnya memek riska. Dengan perlahan-lahan kumaju mundurkan jari ku tersebut yang membuat riska mendesah.
“Auuuuuggggkkkk…” jerit Riska.
“Ah… tekan Omm.. enaaaakkkkk…terusssss Ommm…” Sampai beberapa menit kemudia riska mendesah dengan panjang.
“Ahh ugggh…, uuhh…, agh…, uhh…, aahh”, yang membuat riska terkulai lemah dan aku rasa ada cairan kental yang menyempor ke jari aku dan aku menyadari bahwa riska baru saja merasakan Orgasme yang sangat nikmat. Aku tarik tangan aku dari memeknya dan aku meletakan tangan aku tersebut dihidungnya agar riska dapat mencium bau cairan cintannya.

Setelah beberapa saat aku melihat riska mulai merasa segar kembali dan kemudian aku menyuruh dia untuk mengikuti gerakan seperti yang ada di film porno yang aku putar yaitu menari striptis, namun riska tampak malu tetapi dia kemudian bersedia dan mulai menari layaknya penari striptis sungguhan. Perlahan-lahan riska menanggalkan baju yang ia kenakan dan tersisa hanyalah BH seksinya, kemudian disusul rok sekolahnya yang melingkar diperutnya sehingga hanya terlihat G string yang ia kenakan dan aku menyuruhnya menuju ke sofa dan meminta dia untuk melakukan posisi doggy, riska pun menurutinya dan dia pun bertumpuh dengan kedua lutut dan telapak tangannya. Dengan melihat riska pada posisi demikian aku langsug menarik G string yang ia kenakan ke arah perutnya yang membuat belahan memeknya yang telah basah terbentuk dari balik G string nya, dan akupun mengisap memeknya dari balik G string nya dan perlahan-lahan aku turunkan G string nya dengan cepat sehingga G string yang riska kenakan berada di ke dua paha mulusnya, sehingga dengan leluasa dan penuh semangat aku menjilat, meniup, memelintir klitorisnya dengan mulut aku.
“Aduh, Ommm…! Pelan-pelan dong..!” katanya sambil mendesis kesakitan Riska menjatuhkan tubuhnya kesofa dan hanya bertumpuh dengan menggunakan kedua lututnya. Aku terus menjilati bibir memeknya, klitorisnya, bahkan jariku kugunakan untuk membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding memeknya dengan cepat yang membuat riska mendesah dengan panjang.
“Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”.
“Hmm…, aumm…, aah…, uhh…, ooohh…, ehh”.
“Oooom…, uuhh…” Riska menggeliat-geliat liar sambil memegangi pinggir sofa.
“Ahhh… mhhh… Omm…” demikian desahannya. Aku terus beroperasi dimemeknya. Lidahku semakin intensif menjilati liang kemaluan Riska. Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam memeknya, membuat Riska tersentak dan memekik kecil. Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dengan memeknya sambil memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan lidahku di dalam sana dengan liar, sehingga riska semakin tidak karuan menggeliat.

Setelah cukup puas memainkan vaginanya dengan lidahku dan aku dapat merasakan vaginanya yang teramat basah oleh lendirnya aku pun membuka BH yang dikenakan riska begitupun dengan G string yang masih melingkar dipahanya dan aku menyuruh di untuk duduk disofa sambil menyuruh dia membuka celana yang aku gunakan, tetapi riska masih malu untuk melakukannya, sehingga aku mengambil keputusan yaitu dengan menuntun tanggannya masuk ke balik celana aku dan menyuruh dia memegang penis aku yang telah menegang dari tadi. Setelah memegang penis aku, dengan sigapnya seluruh celana aku (termasuk celana dalam aku) di turunkannya tanpa malu-malu lagi oleh riska yang membuat penis aku yang agak besar untuk ukuran indonesia yaitu berukuran 20 cm dengan diameter 9 cm tersembul keluar yang membuat mata riska melotot memandang sambil memegangnya, dan aku meminta riska mengisap penis aku dan dengan malu-malu pula ia mengisap dan mengulum penis aku, namun penisku hanya dapat masuk sedalam 8 cm dimulut riska dan akupun memaksakan untuk masik lebih dalam lagi sampai menyentuh tenggorokannya dan itu membuat riska hampir muntah, kemudian ia mulai menjilatinya dengan pelan-pelan lalu mengulum-ngulumnya sambil mengocok-ngocoknya, dihisap-hisapnya sembari matanya menatap ke wajahku, aku sampai merem melek merasakan kenikmatan yang tiada tara itu. Cepat-cepat tangan kananku meremas bukit kembarnya, kuremas-remas sambil ia terus mengisap-isap penisku yang telah menegang semakin menegang lagi. Kemudian aku menyuruh riska mengurut penisku dengan menggunakan bukit kembarnya yang masih berukuran sedang itu yang membuat bukit kembar riska semakin kencang dan membesar. Dan menunjukan warna yang semakin merah.

Setelah puas, aku rebahkan tubuh riska disofa dan aku mengambil bantal sofa dan meletakan dibawan bokong riska (gaya konvensional) dan aku buka kedua selangkangan riska yang membuat memeknya yang telah membesar dan belum ditumbuhi bulu-bulu halus itu merekah sehingga terlihat klitorisnya yang telah membesar. Batang penisku yang telah tegang dan keras, siap menyodok lubang sanggamanya. Dalam hati aku membatin,
“Ini dia saatnya… lo bakal habis,riska..!” mulai pelan-pelan aku memasukkan penisku ke liang surganya yang mulai basah, namun sangat sulit sekali, beberapa kali meleset, hingga dengan hati-hati aku angkat kedua kaki riska yang panjang itu kebahu aku, dan barulah aku bisa memasukan kepala penisn aku, dan hanya ujung penisku saja yang dapat masuk pada bagian permukaan memek riska.
“Aduhhhhhh Omm.. aughhhhghhhhh… ghhh… sakit Omm…” jerit Riska dan terlihat riska menggigit bibir bawahnya dan matanya terlihat berkaca-kaca karena kesakitan. Aku lalu menarik penisku kembali dan dengan hati2 aku dorong untuk mencoba memasukannya kembali namun itupun sia-sia karena masih rapatnya memek riska walaupun telah basah oleh lendirnya. Dan setelah beberapa kali aku coba akhirnya sekali hentak maka sebagian penis aku masuk juga. Sesaat kemudian aku benar-benar telah menembus “gawang” keperawanan riska sambil teriring suara jeritan kecil.
“Oooooohhhhgfg….. sa… kiiiit…. Sekkkallliii…. Ommmmm….”, dan aku maju mundurkan penis aku kedalam memek riska “Bless, jeb..!”
jeb! jeb! “Uuh…, uh…, uh…, uuuh…”, ia mengerang.
“Auuuuuggggkkkk…” jerit Riska.
“Ommm Ahh…, matt.., maatt.., .ii… aku…”
Mendengar erangan tersebut aku lalu berhenti dan membiarkan memek riska terbiasa dengan benda asing yang baru saja masuk dan aku merasa penis aku di urut dan di isap oleh memek riska,namun aku tetap diam saja sambil mengisap bibir mungilnya dan membisikan “Tenang sayang nanti juga hilang sakitnya, dan kamu akan terbiasa dan merasa enakan.”

Sebelum riska sadar dengan apa yang terjadi, aku menyodokkan kembali penisku ke dalam memek riska dengan cepat namun karena masih sempit dan dangkalnya nya memek riska maka penisku hanya dapat masuk sejauh 10 cm saja, sehingga dia berteriak kesakitan ketiga aku paksa lebih dalam lagi.
“Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”.
“Hmm…, aumm…, aah…, uhh…, ooohh…, ehh”. “Ooommm…,sakkkitt…… uuhh…, Ommm…,sakitttt……….. ahh”.
“Sakit sekali………… Ommm…, auhh…, ohh…”
“Riska tahan ya sayang”. Untuk menambah daya nikmat aku meminta riska menurunkan kedua kakinya ke atas pinggulku sehingga jepitan memeknya terhadap penisku semakin kuat.. Nyaman dan hangat sekali memeknya..! Kukocok keluar masuk penisku tanpa ampun, sehingga setiap tarikan masuk dan tarikan keluar penisku membuat riska merasakan sakit pada memeknya. Rintihan kesakitannya semakin menambah nafsuku. Setiap kali penisku bergesek dengan kehangatan alat sanggamanya membuatku merasa nikmat tidak terkatakan. Kemudian aku meraih kedua gunung kembar yang berguncang-guncang di dadanya dan meremas-remas daging kenyal padat tersebut dengan kuat dan kencang, sehingga riska menjerit setinggi langit. Akupun langsung melumat bibir riska membut tubuh riska semakin menegang.
“Oooom…., ooohh…, aahh…, ugghh…, aku…, au…, mau…, ah…, ahh…, ah…, ah…, uh…, uhh”, tubuh riska menggelinjang hebat, seluruh anggota badannya bergetar dan mengencang, mulutnya mengerang, pinggulnya naik turun dengan cepat dan tangannya menjambak rambutku dan mencakar tanganku, namun tidak kuperdulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku yang panjang..!
Kemudian riska memeluk tubuhku dengan erat. Riska telah mengalami orgasme untuk yang kesekian kalinya.
“Aaww…, ooww…, sshh…, aahh”, desahnya lagi.
“Aawwuuww…, aahh…, sshh…, terus Ommm, terruuss…, oohh”
“Oohh…, ooww…, ooww…, uuhh…, aahh… “, rintihnya lemas menahan nikmat ketiga hampir 18 cm penisku masuk kedalam memeknya dan menyentuh rahimmnya.
“Ahh…, ahh…, Oohh…” dan, “Crrtt…, crtr.., crt…, crtt”, air maninya keluar.
“Uuhh… uuh… aduh.. aduh… aduhh.. uhh… terus.. terus.. cepat… cepat aduhhh..!”
Sementara nafas saya seolah memburunya, “Ehh… ehhh… ehh..”
“Uhhh… uhhh…. aduh… aduh… cepat.. cepat Ommm… aduh..!”
“Hehh.. eh… eh… ehhh..”
“Aachh… aku mau keluar… oohh… yes,” dan… “Creeet… creeet… creeet…”
“Aaaoooww… sakit… ooohhh… yeeaah… terus… aaahhh… masukkin yang dalam Ommm ooohhh… aku mau keluar… terus… aahhh… enak benar, aku… nggak tahaaan… aaakkhhh…”

Setelah riska orgasme aku semakin bernafsu memompa penisku kedalam memeknya, aku tidak menyadari lagi bahwa cewek yang aku nikmati ini masih ABG berumur 12 tahun. Riska pun semakin lemas dan hanya pasrah memeknya aku sodok. Sementara itu … aku dengarkan lirih … suara riska menahan sakit karena tekanan penisku kedalam liang memeknya yang semakin dalam menembus rahimnya. Aku pun semakin cepat untuk mengayunkan pinggulku maju mundur demi tercapainya kepuasan. Kira-kira 10 menit aku melakukan gerakan itu. Tiba-tiba aku merasakan denyutan yang semakin keras untuk menarik penisku lebih dalam lagi, dan..
“Terus.., Omm.., terus.. kan..! Ayo.., teruskan… sedikit lagi.., ayo..!” kudengar pintanya dengan suara yang kecil sambil mengikuti gerakan pinggulku yang semakin menjadi. Dan tidak lama kemudian badan kami berdua menegang sesaat, lalu.., “Seerr..!” terasa spermaku mencair dan keluar memenuhi memek riska, kami pun lemas dengan keringat yang semakin membasah di badan.

Aku langsung memeluk riska dan membisikan “Kamu hebat sayang, apa kamu puas..?” diapun tersenyum puas, kemudian aku menarik penis aku dari memeknya sehingga sebagian cairan sperma yang aku tumpahkan di dalam memeknya keluar bersama darah keperawanannya, yang membuat nafsuku naik kembali, dan akupun memompa memek riska kembali dan ini aku lakukan sampai sore hari dan memek riska mulai terbiasa dan telah dapat mengimbagi seluruh gerakanku dan akupun mengajarinya beberapa gaya dalam bercinta. Sambil menanyakan beberapa hal kepadanya “Kok anak SMP kaya kamu udah mengenakan G string dan BH seksi” riska pun menjelaskannya “bahwa ia diajar oleh kakak dan sepupunya” bahkan katanya ia memiliki daster tembus pandang (transparan). Mendengar cerita riska aku langsung berfikir adiknya saja udah hebat gimana kakak dan sepupunya, pasti hebat juga. Kapan-kapan aku akan menikmatinya juga.

Setelah kejadian itu saya dan riska sering melakukan seks di rumah saya dan di rumahnya ketika ortu dan kakanya pergi, yang biasanya kami lakukan di ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, meja kerja, meja makan, dapur., halaman belakang rumah dengan berbagai macam gaya dan sampai sekarang, apabila saya udah horny tinggal telepon sama dia dan begitupun dengan dia. Riska sekarang telah berumur 14 tahun dan masih suka dateng mengunjungi rumah saya, bahkan riska tidak keberatan bila aku suruh melayani temen-temen aku dan pernah sekali ia melayani empat sekaligus temen-temen aku yang membuat riska tidak sadarkan diri selama 12 jam, namun setelah sadar ia meminta agar dapat melayani lebih banyak lagi katanya. Yang membuat aku berpikir bahwa anak ini maniak sex, dan itu membuat aku senang karena telah ada ABG yang memuaskan aku dan temen-temen aku, dan aku akan menggunakan dia untuk dapat mendekati kakak dan sepupunya.

Untuk ABG yang mau ngesex dengan aku, aku tunggu emailnya. Dan untuk pembaca, sabar aja, aku akan menulis beberapa pengalamanku dengan para ABG di sekitar kompleks tempat tinggal aku diantaranya bersama Yani, Neni (kakak dan sepupu riska, Dini, Butet, Rhina, Mela, Nurul, dll.., dan adapula pengalaman ngesex dengan adik ipar kakaku.

Tamat

Bocah Korban Paedofilia Ditemukan di Kelapa Gading



Bocah Korban Paedofilia Ditemukan di Kelapa Gading




Jakarta – Jenazah anak laki-laki berusia enam tahun tanpa busana yang diduga korban paedofilia ditemukan di samping sebuah tempat tambal ban di Jalan Raya Bekasi KM 20, Kelurahan Pegangsaan II, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara, dalam keadaan terbungkus kantung plastik hitam, Senin (30/4) pukul 02.00 WIB.

Jenazah bocah tanpa identitas itu, kali pertama ditemukan Dedi Aryanto (35), seorang pemulung yang kebetulan melintas di sekitar lokasi. “Waktu itu saya sedang mencari botol dan barang bekas yang bisa dijual kembali. Saat membuka kardus, saya kaget karena melihat ada bocah telanjang yang telah berlumuran darah,” ujarnya.
Dia mengatakan, sesaat sebelum menghampiri lokasi, dirinya melihat dua lelaki yang mengendarai sedan berwarna biru tengah menurunkan kardus tersebut. Karena curiga, dirinya langsung mengikuti mobil tersebut.
“Saya tidak terlalu melihat nomor mobil dan wajah keduanya, tapi mereka berdua gemuk,” ujarnya. Dedi lalu melaporkan apa yang dilihatnya kepada warga sekitar yang kemudian meneruskannya ke Polsek Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Tak lama, petugas kepolisian tiba di lokasi kejadian dan segera mengevakuasi jenazah korban ke Polsek Kelapa Gading.
Awalnya petugas menduga bocah yang diperkirakan berusia enam tahun itu sebagai korban tabrak lari yang dibuang para pelakunya. Namun, saat dilakukan identifikasi, petugas menemukan sejumlah luka yang mencurigakan di antaranya luka lebam di sekujur tubuh dan bekas jeratan di leher korban.
Petugas juga menemukan gumpalan kertas koran di dalam mulut korban. Yang lebih mengenaskan, anus korban juga tampak hancur dan disumpal oleh kertas koran yang telah digulung.
Dugaan sementara, bocah dengan ciri-ciri tubuh kurus dengan potongan ramput cepak itu adalah korban paedofilia atau kelainan seksual dalam bentuk sodomi yang menggunakan objek anak di bawah umur.
Sebelum melakukan aksinya, pelaku yang diperkirakan berjumlah lebih dari satu orang itu terlebih dahulu menyekap mulut korban menggunakan kertas koran. Usai melakukan sodomi para pelaku kemudian menyumpal anus korban menggunakan kertas koran dan membunuhnya dengan cara menjerat leher. Agar aksinya tak diketahui, para pelaku kemudian membungkus jasad korban dengan plastik dan kardus sebelum akhirnya dibuang ke jalan.
Kasat Reskrim Jakarta Utara Kompol Agung Budiono yang dikonfirmasi SH mengatakan pihaknya tengah melakukan penyelidikan sehubungan dengan kasus tersebut. “Motif di balik kasus ini sedang kita dalami,” katanya saat disinggung soal luka di dubur korban yang disinyalir merupakan korban paedofilia.
Agung menambahkan untuk sementara ini pihaknya tengah mencari tahu identitas korban. Kepada warga atau orang tua yang merasa kehilangan anak lelaki dengan kisaran usia enam tahun diharapkan mendatangi Polsek Kelapa Gading.

Sabtu, Oktober 04, 2008

gembira karena menemukan cara

gembira karena menemukan cara untuk membuatnya terpuaskan dengan cepat, lelaki itu segera menjambak kuat rambut Surti ke belakang dan memompa hujaman penisnya semakin cepat. Semakin cepat dan cepat sampai tiba-tiba dirasakannya mani panas menyembur dari ot






April 19, 2007 at 6:30 pm

Sebuah bayangan gelap menyelinap ke arah dapur. Dari geraknya jelas sosok itu adalah seorang laki-laki, yang bersijingkat mengendap-endap, seolah tak ingin diketahui kehadirannya. Secepat tiba di jendela di balik pintu sebelah kiri dapur, bayangan itu berhenti. Tangannya berupaya melepas kaitan daun jendela dengan hati-hati, sampai akhirnya didapatkannya sedikit celah untuk mengintip ke dalam.

Dalam remang-remang cahaya ruangan itu terlihat Surti tidur terlentang. Laki-laki itu membiarkan matanya beradaptasi dalam kegelapan. Perlahan tubuh gadis pembantu yang lumayan montok semakin jelas. Kulitnya kehitaman, sedikit mengkilat karena butiran keringat yang membasah di sekujur tubuhnya. Posisi kakinya yang mengangkang membuat darah di kepalanya semakin menggelegak. Sudah beberapa malam dia mengamati pemandangan ini, dan dengan cepat nafsunya langsung meninggi.

Beberapa hari lalu ia mencari celah agar pintu kamar itu bisa dibuka dengan leluasa, dan ia menemukan caranya. Ketika kamar itu kosong, ia melonggarkan sekrup selot pintu kamar ini. Selot yang memang sudah tua itu dengan gampang dikerjainya. Dan ia yakin dengan sedikit sentakan pintu itu akan terbuka tanpa banyak hambatan.

Kini, ketika darahnya semakin menaik, segera didorongnya pintu itu dengan berat tubuhnya. “Klek,” suaranya lemah terdengar di malam gulita yang senyap. Laki-laki itu terdiam sesaat. Telinganya bergetar mencoba menangkap barangkali ada suara mencurigakan yang tidak diinginkannya.

Sunyi.

Seringai kemenangan membayang di wajahnya. Matanya memerah memancarkan nafsu binatang yang tak lagi bisa dikendalikan. Ditutupkannya lagi pintu itu sebisanya. Dan perlahan tangannya menarik golok yang terselip di pinggangnya sejak tadi. Disiapkannya benda tajam itu di dekat bantal si pembantu. Sejangkauan tangan. Ia pasti memerlukannya bukan?

Perlahan laki-laki itu mendekat ke tubuh perawan yang terbaring di dipan kayu. Dipandanginya sekali lagi wajah pembantunya. Di dekatkannya hidungnya ke sekujur tubuhnya. Endusannya berhenti di ketiak Surti yang terbuka. Bau apek keringat bocah yang belum bisa merawat dirinya itu begitu menggairahkan, membuat penisnya menegang. Ia terus mengendus tubuh perawan di hadapannya ini. Dan ia tahu persis bagian tubuh mana yang paling diinginkannya. Disibakkannya daster yang sejak tadi sudah setengah terbuka, hingga celana dalamnya yang sedikit kumal, terpampang dengan jelasnya. Tubuh laki-laki itu semakin bergetar menahan nafsunya sendiri. Bulu romanya bahkan saling berdiri, tapi tidak, ia memang tak ingin terburu-buru. Ia ingin membaui terlebih dulu aroma yang jauh dari wangi ini. Ia menyukainya. Perlahan endusannya menuju ke pangkal paha bocah perempuan berusia 13 tahun itu. Dihirupnya aroma vagina dari luar celana dalamnya. Dan perlahan tangannya meraba pembantu kecil itu.

Seperti sudah diperhitungkannya, Surti bergerak, merasakan sentuhan yang membuat lelapnya terganggu. Tapi ternyata ia hanya mengubah posisinya dan tak terbangun. Dan laki-laki itu meneruskan aksinya, dengan kasar meremas kemaluan si bocah dari bagian luar celana dalamnya. Bocah perempuan itu spontan melek, terjaga dalam kebingungan.

“Jangan berteriak!” desis si laki-laki. Cekatan di raihnya golok yang disiapkannya tadi.

Surti kaget dan semakin tidak mengerti. Ia tak tahu kenapa majikannya berada di kamarnya, bahkan sambil menghunus golok, yang kini melekat di lehernya. Mata laki-laki itu melotot garang. Tangan kanannya masih menodongkan golok ke leher sedangkan tangan kirinya dengan kasar melepas paksa celdam rombeng yang dikenakan Surti. Bocah itu semakin ketakutan dan berusaha bangkit sambil berusaha menurunkan dasternya yang tersingkap dengan panik.

“Den, jangan!” bocah itu meronta hendak bangkit.

Meski belum dewasa, naluri kewanitaannya memberikan sinyal bahaya. Bocah perempuan ini bisa merasakan bukan jiwanya yang terancam, tapi sesuatu yang lain, yang ia belum mengerti.

Namun laki-laki itu sudah mata gelap oleh nafsu setan. Dengan kekuatan yang tak sebanding dengan pembantu cilik itu, disentakkannya tangannya ke dada Surti yang baru tumbuh sehingga bocah itu kembali terlentang.

“Diam!!” desis si laki-laki, “secepat kau berteriak, golok ini akan menggorok lehermu, ngerti???!!!!”

Tatapan Surti nanar. Ia setengah mengangguk ketika merasakan perih di lehernya. Sebuah luka telah tergores, dan ia tahu, kalau ia bergerak sedikit lagi, luka itu akan semakin dalam. Ia memegang lengan si laki-laki, berusaha menarik tangan yang memegang golok itu. Tapi semakin dia memberikan perlawanan, semakin kekuatan laki-laki itu menekankan golok ke lehernya. Akhirnya pembantu kecil itu menghentikan usahanya. Ia menangis dalam diam.

“Hehehehe, bagus!”

Laki-laki itu menyeringai lebar. Jantungnya berdegup kencang menyaksikan pemandangan di depannya. Seorang perempuan, tak peduli siapa dia, kini berada di depannya tanpa daya. Sayu mata penuh air mata itu semakin membangkitkan gairahnya. Ia seperti melihat seekor kelinci siap dimangsa si raja hutan. Dan dia adalah si raja itu. Saat ini.

Kembali diselusurinya tubuh yang setengah bugil itu dengan matanya. Dan sekali renggut, daster yang dipakai pembantu cilik itu robek memanjang, memampangkan tubuh yang semula ditutupinya.

Bocah itu semakin ketakutan. Terlihat dari matanya. Ia juga hendak memberontak, tapi lagi-lagi golok di lehernya menekan tajam.

Si laki-laki kembali menyeringai. Dengan satu tangannya yang bebas ia segera melepas celana kolor yang dikenakannya. Penisnya mengacung tegang. Kekuasaan yang sekarang berada di tangannya telah membangkitkan gairah birahi yang sejak tadi memang telah berserabutan menuntut pemenuhan. Perlahan ia naik ke dipan kecil itu, mengangkang di atas tubuh si pembantu.

“Jangan Den! Tolong Den, jangan!!!”

Ditatapnya dengan kejam bocah perempuan yang mulai mengerti apa yang akan terjadi itu. Rintihan memohon belas kasihan itu justru semakin membuat darahnya menggelegak. Rintihan itu seolah aba-aba baginya untuk segera menindih. Dibekapnya mulut si pembantu yang mulai memberikan tanda akan berteriak. Ditindihnya tubuh yang meronta itu. Dijambaknya rambut Surti dengan keras, dan rasa sakit akibat tarikan rambut itu membuat kaki Surti membuka. Tubuhnya masih meronta liar. Dan laki-laki itu kesulitan memaksakan kehendaknya. Semakin keras dijambaknya rambut si pembantu.

“Berhenti! Kalau kau tak mau menuruti aku, bisa kupatahkan lehermu.” Tangannya menekan mulut dan rahang si pembantu kearah yang berlawanan dengan gerak tangan yang menjambak rambutnya.

Surti mendadak berhenti meronta karena kesakitan.

Lutut laki-laki itu segera mengambil posisi di sela paha Surti yang mengangkang. Dilepaskannya jambakan di rambut bocah itu dan kemudian dengan cepat tangannya mengarahkan penisnya yang telah mengacung tegak itu ke lobang vagina Surti, lantas didorongnya kuat-kuat. Dipaksanya kelelakiannya itu menusuk ke lubang yang tak lentur membuka. Gagal. Surti yang kesakitan akibat tusukan di kemaluannya itu kembali meronta dan gerakannya ini justru mempermudah penis itu menusuk kali berikutnya.

Bocah pembantu itu berusaha meronta-ronta dengan liar di bawah tubuhnya. Kedua tangannya berusaha mendorong tubuh yang menindihnya. Tapi percuma. Tenaga laki-laki yang telah kalap oleh birahi dan kekuasaan menghancurkan itu tak terlawan. Rontaan Surti justru dinantikannya. Semakin Surti meronta, pinggulnya semakin bergerak seolah menyambut hujaman demi hujaman penis laki-laki itu.

Bekapan di mulut surti semakin keras. Dan kini tangan si lelaki menekan leher si pembantu kuat-kuat. Sambil menarik dan menghujamkan penisnya bergantian, laki-laki itu kini juga mencari puting susu Surti. Rakus dikulumnya puting kecil itu. Bahkan kadang digigitnya kasar. Dan Surti semakin meronta kesakitan. Laki-laki yang sudah terbakar nafsu setan ini sama sekali tak peduli dan terus melumat puting itu hingga berdarah, dan dihisapnya darah itu dengan penuh gairah.

Dirasakanya gerakan tubuh Surti melemah. Tidak, tidak boleh berhenti, aku butuh keliaran itu, pikir si laki-laki. Dan kemudian kembali tangannya menjambak rambut Surti dan ditariknya ke belakang hingga kepala si pembantu itu menengadah kesakitan.

“Hhmmpp..”

Kepala Surti menggeleng-geleng liar, meronta kesakitan, tapi renggutan rambut ke belakang itu justru membuat pinggulnya melenting naik dan membuat urat penis si lelaki melesak lebih dalam. Gembira karena menemukan cara untuk membuatnya terpuaskan dengan cepat, lelaki itu segera menjambak kuat rambut Surti ke belakang dan memompa hujaman penisnya semakin cepat. Semakin cepat dan cepat sampai tiba-tiba dirasakannya mani panas menyembur dari otot kejantanannya. Dan laki-laki itu melesakkan dalam-dalam penisnya seraya berhenti bergerak.

Sesaat berlalu. Laki-laki itu membiarkan badai orgasme yang melandanya usai. Masih ditindihnya tubuh si Surti, tapi kini dilepaskannya jambakan dari rambut si pembantu.

Sambil mengatur nafas, si lelaki meraih kembali goloknya.

“Jangan pernah sekali-kali membicarakan kejadian ini. Kalau sampai kau membocorkannya, hm, aku tak ragu-ragu untuk segera menggorokmu! Paham??!!”

Bocah pembantu itu mengangguk ketakutan. Ia hanya bisa menangis ketika majikannya itu bangkit dan meraih bekas dasternya, mengelap penisnya yang kini telah layu, dan mengenakan celana kolornya.

Benci ditatapnya majikannya yang berlalu dari kamar itu dengan seringai kemenangan. Tapi apalah dia, dia hanya seorang pembantu cilik dari sebuah desa di pesisir pantai selatan sana. Dan Surti hanya bisa meneruskan tangisnya dalam gelap dan tanpa suara.

*****

Dua hari menjelang lebaran.

Ketika semua orang berpikir untuk mudik, berkumpul dengan sanak kadangnya, maka untuk Lang hari ini begitu menyiksa. Semakin mendekati akhir bulan puasa, suhu tubuhnya bisa naik turun tak karuan, demam. Bayangan bahwa sebentar lagi ia harus sungkem kepada suaminya, meminta maaf untuk kesalahannya selama setahun berselang, membuatnya tak bisa tidur lelap: Lang sebagai istri yang harus minta maaf duluan kepada Denni, suaminya. Kenapa tidak sebaliknya? Jujur saja, ritual itu begitu mengganggunya.

Tuhan, kenapa tidak segera terhapus rasa sakit ini? Kenapa perselingkuhan Denni dan Windy, adik kandungnya tak juga surut dari ingatan? Bukankah dirinya juga tak bersih dari perselingkuhan demi perselingkuhan?

Nama Abi dan Jossi tiba-tiba berkelebatan dalam benak Lang. Dua lelaki itu telah menularkan kekuatan kepada Lang untuk tetap menjalani perkawinannya. Tapi, mereka bukan bagian lagi dari kehidupannya saat ini. Abi hanya masa lalu. Jossi juga. Laki-laki itu pamitan kepadanya beberapa bulan lalu. Ia harus pindah ke Irian Jaya demi karir istrinya. Dan Lang harus merelakannya. Tapi, kenapa ia merasa tak juga lega telah membalas perlakuan Denni kepadanya?

“Hhhhh.,”

“Hei, kok menghela nafas gitu sih?” Lang merasa bahunya ditepuk Yeli lembut dari belakang. Dia tersadar berada di tengah kerumunan orang berbelanja di supermarket Matahari Malioboro.

“Masih perasaan yang sama ya?”

Lang mengangguk, tersenyum kecut. Karibnya semasa SMA itu memang tahu perasaan tergelap di bilik hatinya yang paling dalam. Dua minggu lalu tiba-tiba saja Yeli menelepon ke kantornya di Jakarta. Lama sekali mereka tak bersua, tak juga berkontak kata. Spontan mereka saling cerita kehidupan masing-masing. Dan karena mereka sama-sama berniat berlebaran di Jogya, akhirnya mereka janjian untuk berbelanja bareng hari itu. Di situlah mereka saat ini, terperangkap dalam jejalan manusia yang saling berebut kue kering, sirup, dan kebutuhan lebaran lainnya.

“Sudah lengkap semua kebutuhanmu?”

Kembali Lang mengangguk, dan mereka kemudian antri di lintasan kassa. Menjelang maghrib baru mereka berhasil lepas dari kerumunan massa.

“Eh Yel, cari makanan kecil di Bulak Sumur yuk. Kita bawa ke pinggiran danau di timur kampus. Aku kok tiba-tiba kangen nongkrong di situ.”

“Boleh saja. Tapi kau yakin tubuhmu nggak lelah? Kulihat kau agak pucat hari ini,” kata Yeli sambil melirik perut Lang yang membusung karena usia kehamilannya yang semakin tua.

Ya, Lang memang memutuskan untuk hamil lagi. Ia tidak ingin Randu sendirian. Ia ingin memberinya seorang adik. Di samping itu, ada niatan tersembunyi di hatinya. Jauh di dasar sana, ia ingin mempunyai seseorang yang bisa disayangnya seandainya Randu benar-benar dikuasai Denni.

Dikuasai?

Perih hatinya dengan pilihan kata-katanya sendiri. Tapi kenyataan itu harus diterimanya. Ia merasa, suatu saat dirinya pasti tak kuat menanggung beban perkawinannya. Entah kenapa ia berpikir demikian. Dan dalam benaknya, tergambar satu keyakinan, bahwa Denni pasti akan mati-matian menguasai Randu.

Bagaimana nasib anak itu nanti? Hhh..entahlah, yang pasti ia ingin punya seorang anak lagi untuk ditimang. Dan hari ini, ia mensyukuri keputusannya itu. Ya, ada satu masalah yang telah membuat hatinya kembali berkeping. Masalah besar, yang tidak mungkin ia sebarkan. Masalah yang telah membulatkan tekadnya untuk meninggalkan Denni.

“Hhhhh..”

“Lang,” tegur Yeli lembut, “Kita jadi ke danau?”

Lang menatapnya sendu. Ia memaksakan segurat senyum di bibirnya. Tak cukup berhasil. Tapi ia menyatakan persetujuannya dengan anggukan kepala.

Yeli. Ia sebenarnya curiga melihat sahabatnya hari ini, tidak seceria kemarin. Bahkan kalau tidak salah, ketika tadi menjemput di rumahnya, dia masih melihat pelupuk mata Lang memerah. Habis nangis. Tapi ia tahu persis, tak ada gunanya memaksa Lang bicara. Percuma. Perempuan di depannya ini seperti kerang. Sekali bersembunyi dalam ‘rumahnya’ yang keras, tak bakalan orang tahu apa yang dipikirkannya.

Yeli segera mengarahkan mobilnya ke selatan, menyusuri Malioboro, membelok ke timur. Dicarinya jalan paling singkat ke Bulak Sumur.

Untung masih banyak pedagang makanan kecil di pinggiran jalan kampus terbesar di kota gudeg itu. Mereka segera memborong kue, membeli kolak, dan air mineral secukupnya. Dan kemudian mobil Yeli terlihat meluncur ke bagian timur Kampus Biru itu, ke pinggiran danau yang agak sepi.

Lampu merkuri yang menerangi jalan tak cukup terang menjangkau daerah ini. Bukan masalah, karena beberapa pedagang jagung bakar membawa cukup obor untuk menerangi dagangan mereka. Penjual wedang ronde pun memanfaatkan senthir untuk menerangi gerobak yang dipenuhi stoples kaca berisi gula ronde, kolang-kaling, kacang, dan potongan roti. Lang menghirup bau jahe dari kukusan air mereka, dan tak tahan untuk segera keluar dari mobil yang diparkir karibnya tak jauh dari danau, dan segera memesan ronde yang panas mengepul. Ia menghirupnya segera ketika sampai di dalam mobil.

“Wuiih, kangen banget aku dengan suasana ini.”

“Yupp. Tak cuma kamu Lang. Akupun kehilangan kegembiraan masa-masa kuliah yang mengasikkan. Untungnya kampusku di Surabaya itu suasananya tak jauh beda dari UGM, jadi lumayanlah.”

“Asik jadi dosen?”

“Asiklah. Aku kan memang dari dulu ingin berdiri di depan kelas, menantang mahasiswa berdebat, biar otak mereka rada isi. Sambil sesekali melirik mereka yang ganteng-ganteng ituuuuu.”

Tawa mereka berderai renyah. Dan tanpa terasa mereka kemudian tenggelam berbagi nostalgia tentang masa lalu, tentang gank mereka yang terdiri dari tiga cewek bandel: Lang, Yeli, dan Andin.

“Jadi apa Andin sekarang?”

“Terakhir aku mendengar, dia menikah dengan Rory, anak A3 itu. Dia memilih jadi ibu rumah tangga sepertinya, biar punya kesempatan menjajah suaminya itu kali, hahahaha,”

Lang ikut tergelak membayangkan Andin yang begitu galak, memegang cemeti menunggu suaminya yang terlambat pulang. Dulu Andinlah yang sering mencari setori dengan gank lain yang ada di SMA mereka. Tak hanya gank cewek, gank cowok pun sering jadi sasaran kejailan dia. Endingnya, bila ada kekacauan, Lang dan Yeli yang turun tangan menyelesaikan masalah. Mereka bertiga segera populer di kalangan siswa dan guru di sekolah itu, karena tak saja mereka jail, tapi otak mereka pun isi. Ranking tiga besar pasti mereka sabet. Hanya saja urutan siapa yang ada di peringkat satu, dua, dan tiga, saling berganti antara Lang, Yeli, dan Andin.

Masa lalu yang menyenangkan.

“Lang, hampir jam sembilan malam. Kau..tak ingin pulang?” Yeli berucap lembut sambil menatap wajah Lang yang tiba-tiba agak memucat ketika mendengar kata-katanya. Ia tahu persis ekspresi Lang kesakitan ketika diingatkan untuk pulang.

“Lang, kau harus menghadapi situasi ini dengan jernih. Aku tahu memang menyakitkan tapi bukankah kita tak bisa lari dari kenyataan yang kita pilih?”

Lang terdiam. “Aku..aku tak ingin pulang Yel,”

Belum lagi Yeli merespon kata-katanya, Lang sudah menangis tersedu. Tak kuat lagi ia menahan bebannya. Seharian ini ia mencoba mengebaskan rasa sakitnya dengan mencari ribuan kesibukan: Mencari keperluan lebaran, guyon dengan Yeli, mencoba mengalihkan perhatian dengan bernostalgia ke masa lalu yang menyenangkan, tapi nyatanya gagal. Sekarang, ketika tak ada lagi ‘tembok’ yang bisa dijadikannya sebagai alasan mengalihkan perhatian, ia merasakan dadanya sesak.

Yeli sebenarnya juga curiga dengan perilaku Lang. Perempuan di depannya ini memang sejak tadi ketawa-ketiwi, tapi Yeli cukup kenal siapa Lang dan bagaimana jika sobatnya ini sedih. Mulutnya boleh tertawa, tapi sayu matanya tak bisa menipu. Ia tadi hanya menahan diri untuk tidak bertanya. Percuma. Lang tak akan bercerita apapun kecuali dia memang ingin bercerita. Dipeluknya sahabatnya itu. Dibiarkannya tangis Lang semakin keras.

Sesaat kemudian tangis itu mereda.

“Ada yang bisa aku bantu?”

“Yel, katakan kepadaku, apa sih kekuranganku sebagai istri?”

“Wah, susah itu jawabannya.”

“Beri aku penilaian Yel. Apakah aku benar-benar tak punya harga sebagai seorang istri? Benarkah seorang pembantu lebih bernilai dari aku?”

“Lho, kok larinya ke pembantu sih?” Yeli bertanya tak mengerti.

Tapi, Lang bukannya menjawab, malah sahabatnya itu kembali menangis tersedu.

Busyet, ini pasti ada hubungannya dengan kembalinya Surti yang tiba-tiba hari ini, batin Yeli. Tadi Lang memang sempat cerita kalau Surti mendadak pulang untuk berlebaran. Hm, ada kejadian apa lagi nih?

“Lang, cerita dong, jangan cuma menangis begini!”

“Tadi pagi..tadi pagi-pagi sekali, Surti pamitan pulang. Aku kaget, kenapa dia dadakan begitu. Padahal sebelumnya aku sudah minta dia pulang hari kedua setelah Lebaran! Tapi ketika aku ingatkan komitmennya itu, dia justru menangis.”

“Apa katanya?”

“Dia tidak mau bilang kenapa, sampai aku lihat ada yang ganjil di lehernya.”

“Apa itu?”

“Dia mengenakan selendang di lehernya itu, ketika aku minta dia membukanya, dia tambah nangis,” lanjut Lang sambil masih terisak, “tapi aku memaksanya membuka selendang itu..dia ada ada luka di lehernya Yel.”

“Dia berusaha gantung diri? Atau ada yang cekik dia?”

“Tidak Yel..dia..dia…uhuhu,” Lang tak bisa melanjutkan kalimatnya. Ledakan tangisnya kembali menyekat kerongkongannya…sampai akhirnya…

“Dia diperkosa Denni,”

Yeli terkesiap. Lidahnya kelu. Ia tak tahu lagi apa yang harus diucapkannya untuk menghibur Lang. Dibiarkannya perempuan itu menghabiskan tangis dalam pelukannya.

******

Malam itu Lang akhirnya sampai di rumah tepat tengah malam. Sebagian dirinya menolak pulang, tapi Yeli mengingatkan bahwa Randu, anaknya yang sulung pasti mencarinya.

“Pulang Lang. Kalau tidak untuk Denni, maka lakukan itu untuk Randu.”

Dan pulanglah dia.

Dibukanya pintu depan dengan kuncinya. Ruang tamu masih temaram diterangi lampu di pojok meja. Tudung lampu yang berwarna putih itu membiaskan bayangan khas di dinding.

“Lang.”

Suara Denni.

Tubuh Lang spontan kaku mendengar suara itu. Hal terakhir yang ingin ditemuinya hari ini adalah Denni, tapi ternyata suaminya masih duduk di pojok dekat televisi, menungguinya pulang.

Lang berusaha menjangkau sofa terdekat. Ia tak punya lagi energi untuk berkonfrontasi dengan Denni. Ia harus duduk, tubuhnya lemas. Kehamilannya seolah menjadi berat sekali. Ingin sekali ia langsung menuju kamarnya, tapi kakinya menolak. Akhirnya dihempaskannya sedikit tubuhnya ke sofa panjang dekat pintu masuk.

Lang duduk diam. Ia bahkan tidak bergerak ketika suaminya mendekat. Tidak. Cukup sudah toleransinya. Ia tak ingin berubah pikiran. Sedangkan dari nada suara Denni memanggilnya tadi, ia tahu suaminya itu menuntut permakluman.

“Lang….,”

Diam.

“Lang, tolong pandang mataku,”

Pandang? Tidak! Lang tidak lagi kuat memandang suaminya tanpa amarah. Jadi lebih baik tidak! Ditangkupkannya kedua telapak tangannya menutup wajahnya.

“Lang..,”

Dirasakannya tangan suaminya memegang lengannya. Tubuh Lang gemetar hebat. Ingin ditepisnya tangan itu, tapi itu berarti dia akan membuka wajahnya, matanya, dan ia akan melihat Denni. TIDAK!!!

“Hhhh, Lang…tolong pandang aku Lang,” bisik Denni lirih, “maafkan aku.”

Degg!!!

MAAF?????

Seumur-umur Lang baru mendengar kata ini diucapkan suaminya.

Tuhan, apa yang harus dia lakukan? Seribu amarah tentang perilaku suaminya tak pernah pergi dari hatinya. Bahkan ketika ia menghancurkan diri, masuk juga ke lumpur, agar sama kotor dirinya, tapi tak juga amarah itu hilang.

Setiap detik ia juga mengharap suaminya meminta ampunan, dan tak pernah itu datang.

Kini, ketika ia memutuskan untuk pergi, justru Denni mengucapkannya.

Haru biru pertentangan batinnya membuat Lang lemas. Kesadarannya terenggut. Ia terkulai pingsan. Ketika sadar, ia telah berada di ruangan bernuansa putih. Rumah sakit. Dilihatnya perutnya mengempis. Panik. Otaknya dimintanya bekerja, agar menuntut bertanya kemana isi perutnya, tapi tak mampu.

“Anakku..,” bisiknya lemah..tak ada jawaban…

“Anakku!!!! Mana anakku???” Ia akhirnya bisa berteriak. Kepanikan menggerogoti pikirannya. Ia berusaha bangun tapi kepalanya seolah ditimbuni berton-ton pasir. Berat sekali.

Tubuhnya menuntut untuk lelap kembali. Pengaruh obat bius rupanya masih kenatl dalam darahnya. Tapi sekali lagi otaknya tak mau menyerah. Tidak, ia tak boleh kehilangan Gading. Cukup sudah dulu Savitri menghilang dari kehidupannya. Tapi tidak dengan Gading.

“TIDAAAAAAAAAK..!!!!”

“Tenang, tenang,” ujar seorang perawat yang segera masuk mendengar teriakannya.

“Mana anakku, mana Gading??!!!”

Lang berteriak menuntut anaknya. Ia meronta ingin mencari, tapi lengan-lengan kuat menariknya agar tetap berada di ranjang. Jarum infusnya bahkan lepas. Tapi ia tidak peduli, sampai seorang suster menggendong seorang bayi mungil dipelukannya.

“Ibu tenang dulu, sebelum ibu tenang kami tak bisa memberikan bayi ini.”

Lang menatap bayi itu. Ya, itu Gading. Ia bisa merasakannya. Kepalanya seperti terguyur es. Ada kelegaan disana dan ia mencoba mengendalikan diri. Ia memang tak butuh apa-apa..ia hanya butuh Gading, bayi mungil itu.

Tenang Lang. Tenang.

“Suster, berikan bayiku..berikan bayiku,” suaranya atau lebih tepat rintihannya terdengar memelas. Tangis mengembang di pelupuk matanya.

Para perawat yang berada di ruangan itu seolah merasakan kebutuhan Lang yang amat sangat atas kehadiran bayinya. Dan mereka sepakat untuk segera mengulurkan bayi itu dalam pelukan Lang.

“Gading…,” panggilnya lemah. Dipeluknya anak itu. Dipeluknya erat bayi laki-laki yang kemudian diketahuinya harus dilahirkan dengan bedah caesar. Ia tak peduli rasa sakit di sekujur tubuhnya. Ia hanya ingin bayinya. Gading.

(Di sanalah ia tetapkan sebuah kekuatan baru. Kekuatan yang berasal dari darah dan dagingnya sendiri, yang tak mungkin meninggalkannya.)

TAMAT

(Hhhh, susah sekali menuliskan episode ini. Aku berusaha melewati sesi ini sebaik mungkin. Semoga tak membingungkan karena loncatan-loncatan pikirku sebenarnya tak begitu tertata rapi. Terus terang aku memang tak berhasil memasukkan sesi ini dalam file memory di otakku secara pasti. Antara ada dan tiada)

Aku Maniak Masturbasi

Aku Maniak Masturbasi





Saat ini aku berumur 18 tahun. Aku sekolah di sebuah SMU di sebuah kota
besar di Jawa Timur. Aku kesulitan menguraikan bentuk tubuhku. Ceritaku
ini bukan khayalan, tetapi benar-benar terjadi.

Aku termasuk cewek yang cukup terkenal di sekolah. Aku bersama temen-temen
cewek yang lain membuat geng. Aku suka sekali menggoda cowok-cowok cakep
di sekolah. Aku bersama gengku bertaruh mendapatkan cowok-cowok itu.
Aturan mainnya : Harus ada cowok sejumlah gengku (4 org). Nah, aku dan
gengku berebut siapa yang paling cepat bisa pacaran. Yang dapat cowoknya
paling lambat, dia akan ‘diperkosa’ oleh anggota geng yang lain. Biasanya
anak-anak melakukannya di rumahku, karena aku memang punya rumah sendiri.
Aku sudah melakukan taruhan itu berkali-kali. Cowok cakep di sekolahku
banyakkkk sekali. Mereka rata-rata bawa mobil ke sekolah. Mobilnya minimal
BMW 318i.

Aku ingin menceritakan salah satu taruhan, kebetulan aku yang jadi korban.
Aku sebenarnya bisa saja dapat, tapi saat itu aku nggak mood, jadinya
kalah.
Ada 4 cowok di sekolah. Seperti biasa gengku mengajak aku taruhan. Iya
deh, aku mau. Soalnya kalau nggak mau, berarti langsung jadi korban. Aku
mendekati salah satu cowok. Dia cukup terkenal. Mobilnya saat itu VW New
Bettle. Aku mulai telp-telp dia. Aku kasih no hpku. Tapi dasar nggak mood,
akhirnya aku mulai malas telp dia. Akhirnya aku kalah. Sesuai kesepakatan,
yang kalah diperkosa. Aku terpaksa menurutinya.

Sepulang sekolah, kami berempat langsung pulang ke rumahku. Anak-anak
sudah tau tempat penyimpanan barang-barang seksku. Mereka buka lemari
rahasiaku. Di dalamnya aku simpan 2 vibrator, beberapa meter tali, sebuah
cambuk yang cukup lembut, beberapa rantai, VCD bf kebanyakan tentang
masturbasi dan bdsm, dan pelicin.
Mereka mulai menutup mataku dan mulutku.

Mereka melilitkan tali dari belakang leherku menurun ke atas payudara lalu
melilitkan tali itu memutari punggung dan sampai di bawah payudara, lalu
mereka menariknya dengan kencang sehingga payudaraku tertekan sehingga
muncul ke depan. Salah satu menghisap puting sehingga keluar dan mengeras.
Lalu dari payudara tali itu diikatkan ke perutku sebanyak 2x lalu turun ke
selangkangan dan diikat secara vertikal melewati vagina ke payudaraku.
Jadi tali itu dari vagina juga mampir ke payudara sehingga apabila aku
menggerakkan tubuh atasku, tali di vagina akan tertarik sehingga
menimbulkan gesekan di klistoris.

Klistorisku sangat dekat dengan bibir vagina, sehingga dalam keadaan
normalpun klistoris itu mudah dicapai dengan tangan, bahkan pernah di
sekolah aku orgasme saat pelajaran karena saat itu klistorisnya sangat
sensitif sehingga waktu duduk klistoris itu bergesekan dengan celana
dalamku, dan aku sengaja menggoyang pinggulku pelan-pelan sampai orgasme.
Saat orgasme itu aku tidak bersuara, hanya memejamkan mata dan menggigit
bibirku. Untungnya klistorisnya cepat kembali ke dalam vaginaku. Kembali
ke cerita, dalam keadaan mata tertutup, aku dibawa ke tempat jemuran di
atas. Tempat jemuran itu sangat panas karena tidak ada pohon satupun. Yang
ada hanya tiang untuk jemuran. Mereka mengikat tanganku di tiang itu lalu
dalam posisi telentang kakiku juga diikat di tiang yang lain.

Aku dilumuri minyak goreng di sekujur tubuhku. Setelah itu mereka turun ke
lantai bawah. Rupanya mereka menonton BF. Aku bisa mendengar suaranya
karena mereka menyetelnya sangat keras. Aku dibiarkan terjemur cukup lama.
Rasanya sangat panas. Tubuhku berkeringat bercampur minyak. Aku
membayangkan diperkosa banyak orang, sambil mendengarkan desahan dari
film. Aku bisa memompa vaginaku membayangkan ada penis yang masuk. Aku
memompanya sambil membayangkan aku diperkosa diatas gedung bangunan. Aku
diperkosa oleh buruh-buruh bangunan. Payudaraku sudah keras sekali, tapi
aku sangat tersiksa karena tidak bisa memainkannya karena tanganku terikat
ke atas.

Aku hanya memompa vaginaku sambil berharap mereka segera naik dan
memainkanku. Aku memompa terus sampai akhirnya aku orgasme. Vaginaku
sangat basah. Lendirnya terasa mengalir di selangkangan. Setelah kira-kira
satu jam, mereka naik ke atas. Ada temanku yang bilang “Wah Lisa wis
orgasme ya… Tuh dari vaginanya keluar lendir sampai ke pahanya.” Mereka
membuka ikatan di mulutku, tapi mataku tetap diikat. Mereka segera
memasukkan vibrator ke vaginaku. “Akhhhh, enak sekali, buat aku orgasme
lagi yaa…” Pintaku kepada mereka. Mereka tidak menjawab, tapi hanya
mengocok vibrator sambil diputar-putar. Enak sekali rasanya. Temanku yang
lain menjilat tubuhku, dan yang lain lagi menghisap puting susuku.
“Akhhhhhh… Teruskan…” Aku tidak bisa melihat mereka, tapi aku bisa
mendengar desahan mereka berganti-gantian dengan desahanku. Mungkin mereka
juga saling memasukkan vibrator ke vagina yang lain.

Aku dengar salah satu temanku berteriak “Aku mau sampaiiiiii”… Saat
itupun yang lain juga berkata “Lisa ayo kita orgasme bareng-bareng”.
Mereka semakin menghisap dan mengocok vibrator semakin kuat..
Akhirnya…”AKHHHHHH!!! FUCK U ALL!!!” Aku orgasme yang kedua. Mereka juga
mendesah keras…Mereka orgasme semua.Lalu mereka membuka ikatan di
mataku. Aku melihat tubuhku gosong karena dijemur selama 1,5 jam pada jam
2 siang. Keringat membasahi seluruh tubuhku. Tidak berbeda dengan mandi.
Mereka membiarkan aku terikat di tiang jemuran. Lalu aku disuruh melihat
mereka masturbasi. Mereka memuaskan dirinya sendiri, dan aku hanya bisa
melihat keliaran tubuh mereka dan desahan. Saat mereka akan orgasme,
mereka menghisap vagina teman yang lain, sehingga adegan itu menjadi
sangat panas. Mereka berteriak kenikmatan. Akhhhhhh uhhhhhhh…. Mereka
orgasme.

Salah satu dari mereka turun ke bawah lalu mengambil air dan menyiramkan
ke tubuhku. Lalu mereka menuangkan susu cair di payudaraku, di perutku dan
di vaginaku. Ketiganya menghisap di tiap tempat. Aku bergoyang-goyang liar
karena sangat enak. Payudaraku dijilati, kadang dihisap dan digigit.
Vaginaku dihisap, dimasuki vibrator, lalu dihisap lagi. Goyangan liarku
segera berakhir karena dengan cepat aku orgasme yang ketiga. Aku membuang
tubuh bagian bawahku keras-keras karena kenikmatan ini yang paling enak
dibandingkan dengan orgasme sebelumnya. Setelah itu mereka segera membuka
ikatan tanganku dan memeluk aku lalu menciumku, lalu kami sama-sama turun.

Di kamarku, kami minum-minum bir. Kami berpesta sambil telanjang. Aku
kalau di rumah memang tidak suka memakai baju karena panas. Paling hanya
bh dan celana dalam saja. Kami menonton film Aika Miura dalam Slave
Hunter. Sampai pada adegan Aika diperkosa di dapur, aku sudah cukup
terangsang. Aku memasukkan jariku ke vaginaku sambil payudaraku dihisap
teman yang lain. Gesekan demi gesekan dan akhirnya hanya dalam 2 menit aku
orgasme. Pada saat hampir orgasme, aku menyuruh temanku untuk menghisap
vaginaku. Akhhhh, aku berteriak panjang karena hisapannya sangat kuat.
Akhirnya aku sangat lemas sekali. Setelah menonton Aika, mereka pulang.
Sebelum pulang, seperti biasa mereka pamit dengan cara geng kami. Gengku
membuat cara yang unik kalau mau pamit. Anak yang mau pamit harus
membiarkan vaginanya dihisap oleh yang dipamiti. Setelah melaksanakan hal
itu, mereka segera pulang.

Aku sangat lelah. Aku segera tidur. Hari itu berakhir dengan kenikmatan
orgasme 4x. Tubuhku juga penuh bekas tali. Bagiku sex adalah segalanya.
Aku lebih baik tidak makan daripada tidak masturbasi sekali saja. Hampir
tiap pagi sebelum pergi ke sekolah, aku selalu masturbasi. Kadang-kadang
kalau nafsuku sedang puncak-puncaknya, aku bisa masturbasi di kamar mandi
sekolah, hanya saja tidak pakai vibrator, karena kalau ada razia bisa
berbahaya. Aku meskipun suka sex, tapi aku belum pernah main dengan cowok.
Aku kurang suka bermain dengan lawan jenis dengan cara-cara yang biasa.
Aku lebih suka diikat. Aku bisa membayangkan bermacam-macam hal dengan
diikat.

Besok paginya di sekolah kami janjian akan kembali ke sekolah sore hari
untuk menonton cowok-cowok basket. Sepulang sekolah, aku pulang dulu
mengambil baju. Aku memakai baju yang lumayan sexy. Bajunya berbentuk
t-shirt, tetapi di bagian dada terbelah kira-kira beberapa centi dari
payudara, sehingga kalau dipakai belahan itu akan terbuka dan
memperlihatkan belahan dada sedikit. Tshirt itu panjangnya hanya sampai
2cm di atas pusar. Sehingga perutku terlihat sedikit, apalagi kalau aku
mengangkat tangan perutku bisa terlihat semua. Bawahannya aku memakai rok
lentur ketat 10cm di atas lutut. Penampilanku cukup bagus.

Sampai di sekolah, anak-anak cowok melihat aku kayak melihat orang
telanjang. Mereka terheran-heran. Lisa sexy banget hari ini, mungkin
begitu pikiran mereka. Aku duduk di tribun menonton mereka main basket.
Lalu aku dan gengku turun ke lapangan ikut main. Pada waktu aku
melompat-lompat, semua mata melihat aku. Aku memang sengaja pamer kepada
mereka agar mereka semakin naksir. Perutku benar-benar terlihat. Kadang
saat aku jatuh, celana dalamku terlihat. Aku senang kalau jadi pusat
perhatian.

Suatu saat pada waktu olahraga, aku tidak sadar kalau ada bola melayang ke
payudaraku. Begitu terkena bola, rasanya mau pingsan. Sakit sekali. Aku
langsung jatuh telentang. Aku hanya ingat dadaku sesak dan kaos olahragaku
saat aku telentang terbuka sampai hampir ke bh. Perutku bisa dilihat semua
orang, bahkan saat itu ada tamu sekolah. Begitu ganti pakaian aku lihat
buah dadaku berwarna merah.Kembali ke cerita.
Setelah sampai rumah, aku segera membuka bajuku. Aku hanya memakai bh dan
celana dalam. Lalu aku menyetel CD house sambil goyang-goyang. Setelah
cukup lelah, aku ke kamar lalu tidur.

Tengah malam satu teman gengku tiba-tiba muncul di depanku. Aku kaget
bukan main saat itu. Memang, tiap temanku aku kasih satu kunci rumah agar
aku tidak repot membuka pintu karena aku kadang telanjang.
Aku bertanya kenapa, rupanya dia sedang horny saat ini. Dia membawa
vibrator sendiri lalu meminta aku menyiksanya. Aku dengan senang hati
menurutinya. Aku segera mengambil rantai lalu mengikatnya di kamar lain
dengan AC aku setel maksimum. Aku ingin dia kedinginan lalu memohon agar
dipanaskan. Aku ikat dia di tiang ranjang. Aku mengambil ulat bulu di
depan. Dia berteriak-teriak agar tidak diberi ulat.

Tapi teriakan sekeras apapun tidak akan terdengar karena kamar itu
terletak di tengah rumah. Aku menaruh ulat itu di perutnya. Aku membiarkan
ulat itu berjalan ke buah dadanya. Ulat itu berjalan melewati samping
puting susunya. Dia hanya bisa mengangkat kepalanya sambil mengigit
bibirnya. Wajahnya sangat cantik saat itu. Setelah ulat itu berjalan
sampai di pundaknya, aku segera membuang ulat itu. Beberapa lama kemudian
di bekas jalan ulat itu, berbekas merah-merah gatal. Dia memohon agar
digaruk, tetapi aku tidak mau. Aku ingin dia tersiksa sesuai permintaanya.
Aku mengambil vibrator lalu mencelupnya dalam minyak goreng lalu
memasukkan ke vaginanya. Aku setel di posisi High. Anak itu menggelinjang
kenikmatan saat vibrator itu memainkan klistorisnya dan aku menghisap
putingnya sementara tanganku memainkan puting yang satunya.

Beberapa saat kemudian dia mengangkat bagian bawahnya lalu berteriak
kenikmatan karena orgasme. Aku memasang webcam lalu merekamnya.Aku menaruh
vibrator di vaginanya lalu aku tinggal tidur. Aku tidak tahu apa yang
terjadi pada dirinya. Besok aku akan lihat lewat file mpg.
Besok paginya, aku lihat dia tertidur dengan posisi tangan terangkat ke
atas dirantai pada tiang ranjang dan vibrator sudah mati karena kehabisan
tenaga.
Aku membangunkannya dan menyuruh dia mandi lalu kami ke sekolah
bersama-sama.

Beberapa bulan kemudian saat tahun ajaran baru, aku melakukan taruhan
lagi. Ada anak baru yang lumayan cakep. Siapa yang bisa dapat dia, boleh
memilih mau memperkosa salah satu teman yang kalah yang lain. Karena anak
itu sangat cakep, lebih cakep daripada yang pertama tadi, aku lebih
bergairah. Aku telp tiap malam. Suatu saat aku janjian akan pergi
jalan-jalan. Setelah tiba harinya, aku segera berdandan. Aku memakai baju
sexy yang lain. Modelnya kaos pendek hanya menutupi bagian payudara. Lalu
aku gabung dengan tshirt hitam transparan yang aku ikat depannya. Sehingga
samar-samar perut dan punggungku terlihat.

Aku memakai celana panjang yang agak turun, sehingga celana dalamku
terlihat sedikit. Aku memakai celana panjang hitam dan aku ikat tali merah
di atas karet celana itu. Tali itu terlihat jelas dari luar. Aku
jalan-jalan dengan dia. Aku ajak pacaran. Pada saat akan mengajak pacaran,
aku duduk agak maju dan tunduk sehingga belahan dadaku terlihat. Saat itu
dia tidak bisa berkata apa-apa. Matanya bingung memandang wajah atau dada.
Anak itu juga suka sex. Hanya aku minta dia berjanji tidak akan main
dengan aku. Dia juga agak maniak. Akhirnya setelah hari itu, aku jadi
dengan dia. Teman-temanku kalah semua. Sesuai taruhan, aku memilih salah
seorang dari mereka. Sepulang sekolah, aku ajak teman cewekku ke rumah
bersama cowok mainanku itu.

Aku suruh si cowok menunggu di depan sementara aku dan temanku masuk ke
kamar. Aku tutup mulutnya dengan kain lalu aku buka semua pakaiannya
sampai telanjang bulat dan aku ikat tangannya ke belakang, lalu ikatan itu
aku ikatkan di payudaranya sampai kuat sehingga payudaranya mencuat. Lalu
aku menyuruhnya jalan keluar menemui cowokku. Betapa kagetnya dia melihat
teman cewekku itu berpose seperti itu. Aku lihat penisnya sangat tegang.
Dia bilang kalau tubuh teman cewekku itu sangat bagus. Tapi aku tidak
ijinkan dia memasukkan penisnya di vagina gengku. Meraba, tapi tidak
memasukkan. Aku suruh dia menjilat payudara teman cewekku.

Aku lihat wajah teman cewekku sangat hot. Matanya terpejam sambil mendesah
pelan. Tangan si cowok meraba bagian vaginanya. Aku cukup on juga saat
itu. Lalu aku buka celana si cowok. Aku hisap penisnya dan aku kocok. Aku
suruh si cowok memasukkan jari yang lain ke vaginaku. Aku kocok dan dia
mengocok jarinya terus sambil menghisap payudara dan mengocok vagina
temenku. Tidak lama dia langsung orgasme. Aku telan spermanya. Saat itu
pertama kali aku memegang dan menghisap penis dan menelan spermanya.
Kemudian teman cewekku orgasme. Aku suruh dia mengikat aku dan mengikat
teman cewekku. Lalu dia aku suruh mencambuki kami.

Dalam posisi menungging, aku dicambuk punggung, dan pantatku. Kemudian aku
suruh teman cewekku menungging di depanku lalu aku menghisap vaginanya. Si
cowok juga menghisap vaginaku. Dia memasukkan vibrator di vaginaku lalu
mengocoknya sekuat tenanga. Akkh akh akh akh akh. Sambil dia mengocok
vibrator dia juga mencambuki aku dan menuang lilin panas di punggungku dan
punggung teman cewekku. Aku berteriak dan menggeliat saat cairan itu
menetes di punggungku. Aku sangat terangsang saat itu. Akhirnya saat aku
akan orgasme dia memasukkan penisnya dan mengocoknya di dalam vaginaku.

Aku tidak bisa menolak karena sudah tidak tahu lagi. Beberapa kocokan
akhirnya aku menjepit penisnya dan aku merasakan getaran hebat dari
vaginaku menuju ke seluruh tubuhku. Aku menjerit sekuat tenaga. Dia segera
mengeluarkan penisnya lalu mengocoknya sambil menyemprotkan spermanya yang
tinggal sendikit di perutku lalu meratakan sperma itu ke sekujur tubuhku.
Teman cewekku memohon agar dibuat orgasme karena aku tidak bisa merangsang
dia saat itu. Teman cowokku segera memasukkan vibrator ke vaginanya dan
menyuruh dia menghisap penisnya. Aku lihat wajah cowok itu menahan
kenikmatan. Beberapa saat kemudian keduanya orgasme. Dia melepas tali-tali
dan membiarkan kami tidur karena kecapaian.

Suatu saat aku dan gengku berencana ingin memperkosa dan menyiksa cowokku
itu. Setelah direncanakan, kami segera melaksanakannya.

Aku menyuruh orang lain agar menculik si cowok sepulang sekolah. Di dalam
perjalanan, dia ditutup matanya dengan kain. Setelah sampai rumah, teman
cewekku mengikat lehernya agar dia tidak bisa bergerak. Teman yang lain
mengancam akan menusuk dia dengan pisau kalau melawan. Kami semua tidak
ada yang mengeluarkan suara, karena pasti ketahuan.

Dia aku ikat di taman belakang dengan posisi terlentang. Aku menghisap
penisnya sampai tegang lalu teman yang lain mencambuk dia. Aku sudah tidak
tahan. Aku buka celanaku lalu aku duduk di atas penisnya lalu aku
memasukkan ke dalam vaginaku. Sambil naik turun tanganku memainkan
payudaraku sendiri. Aku menggeliat liar. Teman yang lain menghisap susunya
dan mencambuki dia. Lalu aku menjepit penisnya kuat-kuat lalu mengocoknya
dengan vaginaku. Aku berteriak karena orgasme. Saat itu dia tahu kalau
yang memperkosanya adalah aku. Lalu aku mengocok penisnya dengan tangan.
Pada saat dia akan orgasme, aku menghentikan kocokan. Lalu ketika dia agak
turun, temanku yang lain mengocok penisnya. Begitu sampai kami semua dapat
giliran.

Ketika tiba giliranku, aku mengocok penisnya kuat-kuat sampai dia orgasme.
Spermanya muncrat mengenai kami semua. Aku dan teman-teman segera
menjilati spermanya. Aku mengusapkan spermanya di putingku lalu aku suruh
teman yang lain menhisapnya. Vibratorku aku masukkan ke vaginanya. Teman
yang lain juga memasturbasi pasangannya. Desahan nikmat memenuhi siang
itu. Lalu aku orgasme dengan dahsyat. Teman cewekku juga orgasme. Lalu dia
memasukkan vibratornya ke vaginaku. Dia mengocoknya terus. Sampai aku
sudah orgasmepun dia tetap mengocoknya. Akhirnya aku sudah tidak kuat lagi
dan aku melepas vibrator dengan paksa.

Aku buka mata si cowok dan aku cium dia lalu aku antar pulang. Sepanjang
perjalanan di mobil, penisnya tetap dikocok oleh teman-temanku. Aku lihat
dia sudah orgasme 4x selama di jalan.

Sekian ceritaku. Sekali lagi ini bukan khayalan, tetapi ini nyata.



085664800001

Hilangn nya seorang kekasih





Hilang nya seorang kekasih




Lma wktu brlalu mentari tk lg memancrkn chyya utk htiq,
rinduku tlh d slimuti kglapan,dgn leluasa q pandgi lgit d tengah pdang pasir,q meminta wlau setitik peyejuk nmun air mta membasahi mgenangi tmpt d mna q brada.llu q brlari mnjauhi mgejar p y ad dlm hti,ttapi q trhenti kki ni engn mlagkah,trsudu q dlm stu sisi d brkta"mgpa hujan tk dtg pdq"air mata nikh y akn menemani aku?llu prgi kmana kdamain y q mliki dlu,khidupan bgtu phit,q ign menghilg utk slmay tp it tk dpt q lkukan.kasihku apakah ad cnta utkq stlah kepergianmu,mgp u tgglkn q,kasih q rindu hri2 brsmamu,cnda twamu,smua mghdirkn suat kdamain dlm htiq.



jeritan hatiku


081632230381

SUMPAH


......................................................................................................................................................................
SUMPAH

Dokumentasi ini aku ungkap kan untuk berbagi pengalaman dengan sahabat di seluruh nusantara.Beberapa tahun yang lalu aku pernah punya pengalaman yang sangat menyedihkan.

Aku dan dua (Jefri,Safril dan Sastion) sahabat ku membuat satu club dan di beri nama sesuai kepribaadian kami yaitu "Trio Imut" club kami sangat lah akur dimana ada suka kami selalu berbagi begitu juga duka !!.

Tak lama kemudian kami pun punya rencana untuk berkeluarga...Jefri menikah dengan cara larian dengan kekasih nya,Sastion juga begitu dia larian dengan kekasih nya tapi aku ? Ah...Aku menuruti rasan tue dan orang tua ku tak tau aku betul-betul suka apa tidak.

Sebenar nya dari awal rencana itu aku juga sudah merasa tak enak dan tak akan bahagia... Tapi apa boleh buat aku takut sama calon mertua ku ! Karna setelah beberapa hari aku di rencanakan aku sempat datang kerumah camer ku.

Dan calon ibu mertua ku mengancam ku dan berkata " awas kalau tidak jadi ! Bayang kanlah lobang penjara menunggu !" karna kata itu aku jadi takut dan mau tidak mau aku pun harus mau soal nya aku takut di penjara padahal setelah kupikir sekarang aku tak punya salah kok !! Dasar aku bodoh dulu !!.

Akhir nya di bawah ancaman itu aku pun menikah !?

Beberapa bulan kemudian, belum juga tampak kalau kami akan punya keturunan ! Karna itu lah aku terpengaruh oleh dunia luar yaitu HP jadi aku sempat membeli HP walau pun belum ada yang di sekitar ku yang punya HP.

Aku punya banyak sekali kenalan terutama Cewek.Di situlah aku terlintas untuk cari teman hidup yang bisa sesuai seleraku !? Lalu aku kenal dengan Hera yang mana aku belum tahu betul siapa, kami mengukir kan sumpah bahwa "kami tidak akan pernah kecewa tentang apa keadaan kami maksud nya kami bersumpah akan saling menerima apa adanya." dan kami juga bersumpah bahwa "kami tiadak akan pernah benci walau pun sebesar apa kebohongan yang telah kami sembunyikan sebelumnya maksudnya kebohongan mengenai apa saja biarpun menyakit kan kami tetap akan menikah (masih rencana) dan tidak akan menyesali nya !!

Begitulah akhir nya kami menjalan kan satu persatu dari bagian rencana yang kami atur....



Qiqy Za Rheno Safril



......................................................................................................................................................................

percobaan anak kelas 2 SMP terhadap kakaknya…

percobaan anak kelas 2 SMP terhadap kakaknya…

maaf, ini pertama kali membuat cerita nyata, sory klo agak engga nyambung…
di hari sabtu, sebut saja si andi dan dimas, mereka berdua berteman baik, mrk telah menduduki kelas 2 SMP. (dan masih sangat lugu tentunya) dan andi mempunyai kakak berumur 17 tahun, namanya wina, masih 3 SMA, wajahnya putih, benar2 cantik, membuat hati satu sekolah di pikat olehnya, tetapi tidak digubris olehnya. Badannya seksi, ukuran dadanya agak mencolok, rambutnya
panjang hitam agak kemerahan (karena di cat rambut), tingginya sepantaran anak2 SMA lainnya……..
berawal, di dimas dan si andi mulai mencoba membeli CD BF yang mereka pinjam dari teman mereka………..
lalu si andi dan dimas membuat kesepakatan………
“andi, kita nontonnya di rumah loe ajah, kan VCDnya dah ada di kamar lo” cetus dimas, lalu andi sempat berpikir……”hhmm……..bagaimana yahh………hmmmm, ok deh……” si andi menjawab……..”kapan ndi??” si dimas bertanya, “besok ajah, kan hari minggu, siang ya kerumah gw” jawab si andi……….
akhirnya mrk membuat kesepakatan.
dan esoknya, si dimas ke rumah andi yang megah (karena bokapnya pengusaha minyak terkenal).
lalu si dimas diajak andi ke lantai atas di kamarnya, di saat yg sama, di rumah yang besar itu hanya ada dimas, andi dan wina. Pembantunya sedang pulang kampung, sedangkan bokap nyokapnya pergi ke luar negeri untuk bisnis…..
lalu si andi dan si dimas mulai menonton adegan yang “hot” tersebut, kebetulan adegan itu sedang memperkosa orang.Ternyata si andi dan dimas yg tadinya lugu itu, jadi terangsang.
setelah menonton film BF tersebut selama 2 jam, mereka berpikir, bagaimana rasanya memperkosa orang??
lalu dimas berkata
“mau nyoba kayak gitu ngga?”
“mau sih, penasaran sih”
“maunya ama siapa??”
“siapa yah??”
“bagaimana klo kakak loe ajah?”
“muke gile loe!!!”
“berarti ngga mau kan??”
“tapi mau ngga ya??”
“udah deh, ngga apa2 kok”
“hhmm………..tapi siapin tali dulu yah”
“ya udah, gw siapin, di garasi kan?”
“yup” tegas si andi
lalu dimas ke garasi rumahnya, dan mengambil tali itu.
mrk berdua ke kamar wina, ternyata si wina sedang tidur saat itu, mukanya benar2 manis saat itu, lalu dengan hati2 si andi mengikat kedua tangan kakaknya di belakang.
lalu mereka mulai mencontoh apa yang ada di adegan BF itu, di andi mulai mencium mulut kakaknya dengan ganas, langsung saja terhentak si wina “andi!!kamu lagi ngapain???!!!”, andi menjawab “mau mencoba yang ada di vcd kakak (dgn lugunya menjawab)”, “ja, jangan andi….kakak ngga mau”, “cuma sebentar doang kakak”
lalu mulailah si andi membuka kancing baju kakaknya, “andi!, jangannn,ahhh”
ternyata si dimas tidak tinggal diam, dia menurunkan celana mini wina “jangaaann………”lalu si dimas menjilat2 dengan mesranya dari ujung jari kaki sampai pangkalnya, waktu sampai ke CDnya, si dimas terdiam,sedangkan si andi membuka bra wina, dan keluarlah 2 buah daging kenyal itu “andiiiii, jangaaann…………..”lalu andi dengan cepat menganbil baby lotion dan menuangkan ke 2 buah dada wina yang sangat menonjol itu, lalu dengan nikmatnya andi memijat2 agak keras ke dada wina, “andiiiiii, jangannn……ahhhh” si wina benar2 seksi saat itu,lalu si andi menggerayangi badan wina dengan ganasnya, dan mengisap puting wina, menggigit, memutar2 dan menekan2 puting wina, wina pun tidak tahan “cukupppp andiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii……ahhhhhhhhhhhhh hhhhhhhhhhh”, ternyata si dimas pun melepas CD wina dan telah menjilat2 vagina wina, wina tidak berdaya saat itu, tangannya diikat, dan digerayangi oleh kedua anak kecil yg sangat ingin tahu….

wina hanya bisa berteriak dan berkaca2 matanya, dia tidak menyangka adiknya bisa melakukan hal segila ini, tiba2 si dimas mengisap2 klitoris wina yang dari tadi agak menegang, seperti sedotan, “aaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh, janggaaaaaaaaaaaaaan”
badannya benar2 seksi saat itu, dengan bermandikan keringat dan dadanya memakai baby lotion, lelaki yg melihat itu pasti akan menggila.
lalu dimas menjilat2 bibis vaginanya kembali, wina hanya bisa mendesah pasrah “aaaaahhhhhhhhhhhhh, sudaahh cuukuup……….ahhhhhh”
lalu dimas memasukkan kedua jarinya ke vagina wina dan mulai menggosok2an
ke langit2 vagina, dia merasakan sesuatu yang kasar, lalu mulai menggesek2an ke langit2 vagina itu, lalu wina mendesah “aaahhhhhhhhhhhhhhh, jannggaaaaan…………………”
lalu wina mulai merasakan sesuatu, badannya menegang, kakinya menutup vaginanya dengan keras, darahnya berdesir hebat, dan wina pun mulai mengeluarkan desahan panjang “aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh”
ternyata dia baru orgasme, wina hanya tergeletak lemas tak berdaya, ternyata cairan orgasme itu dihisap habis oleh dimas yang dari tadi sudah bermain2 di bagian bawah wina………
wina pun badannya melemas…dioa sepertinya sudah tidak tahan, lalu andi mendorong sedikit dimas ke belakang, dan mulai mengeluarkan batang kejantanan yang sudah menegang tadi (ternyata besar juga)
dan mulai memasukkan ke lubang vagina wina, wina pun kaget, dan langsung mendesah “aannddiiiii, jaannggaannn…..ahhhhhhh, kakak udahhh nggaa taahhannnaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh……..”
lalu andi memulai kocokannya seperti di VCD yg telah mrk tonton, andi pun terangsang, “ahh, ahh, ahh, kakak, ini enak banget, ahh, ahh, bagaimana klo ini tiap hari kakak?, andi sepertinya udah ketagihan, ahh, ahh, ahh, ahh”
lalu wina pun masih tergolek menangis apa yg dibuat adiknya, perasaannya bercampur aduk, enak, menyenangkan, tapi juga memalukan……..
andi pun mulai mempercepat kocokannya, sampai andi pun mendesahh, “ahh kakakkk, maaauuu kkeellluuaarrrrrrr” lalu blessss……..sperma andi pun di keluar di vagina kakaknya, wina pun merasakan ada yg hangat di vaginanya….
lalu sekarang bergantian, si dimas mulai menjulurkan kejantanannya, lalu mulai memasukkan dan mengocok, wina hanya bs menangis menahan malu
kali ini kocokan dimas lebih cepat dari si andi, lalu wina sempat orgasme selama 4 kali, sedangkan si andi memulai kembali permainan di dada wina, dan itupun berlangsung selama 4 jam………
setelah itu selesai, ternyata mrk ulangi itu selama 4 hari, sampai si wina pingsan pun tetap di perkosa……………….
skarang wina pun sudah kuliah dan masih diperkosa oleh adiknya sampai sekarang……….

TAMAT

perkosa bccah kurang bermanfaat




perkosa bccah kurang bermanfaat






Ketika hidup sudah tidak berharga lagi, manusia akan memperlakukan sesama seperti halnya benda mati. Segala sesuatu hanyalah alat-alat pemuas nafsu. Dalam kondisi demikian, berbagai kejahatan bisa terjadi, termasuk perkosaan terhadap anak-anak, seperti terjadi di Jember ini.

Tak perlu lagi menimang anak-anak. Menggoda-godanya agar bisa bergerak-gerak, tertawa, atau berkata-kata lucu. Jika, kelucuan dan kepolosan mereka hanyalah hiburan semata, alat pemuas mata dan telinga.
Tak perlu membawa mereka ke Taman Kanak-kanak, menyekolahkan mengaji, atau mendandani mereka bak bunga bakung di lembah. Jika nantinya masa depan mereka direnggut paksa, sehingga kelak mereka jadi manusia-manusia tak berpengharapan dan tak lagi menghargai kehidupan.

Anak gadis yang malang. Inilah yang ditangisi Ny Romelah selama berhari-hari. Warga Desa Balung Kulon, Kecamatan Balung, Jember, ini tak habis pikir, kenapa Sof, 10, anak perempuannya, harus mengalami peristiwa memilukan.

Kegadisannya direnggut paksa. Tak hanya itu, si pelaku yang diduga tetangga sendiri, setelah puas melampiaskan libido seksual, dengan kejam membunuh bocah malang itu. Masya Allah.
Tubuh Sof yang tergeletak bak sampah tak berharga ditemukan warga pada awal Januari 2007. Ny Romelah bersama sanak saudara meraung-raung, menangisi kepergian gadis periang ini.

Kasus Sof hanyalah satu dari sekian contoh tindak kekerasan terhadap anak-anak di Kabupaten Jember. Perkara ini merupakan bagian dari serangkaian tindak kriminal di wilayah yang sejak lama tersohor sebagai kota religius.

Ruang Pelayanan Khusus (RPK) Polres Jember mencatat perkosaan anak yang dilaporkan ke polisi pada tahun 2006 sebanyak 30 kasus, sedangkan pencabulan anak 32 kasus.
Sementara itu, Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak (P3A) Jember mencatat 26 kasus perkosaan anak, dengan rincian empat kasus menimpa anak usia di bawah 10 tahun dan 22 kasus anak usia 11-18 tahun.

"Kita tidak perlu membandingkan kejadian di Jember ini dengan di kota-kota lain. Yang jelas, angka-angka ini tinggi dan memprihatinkan," ujar Dewi Mashitoh, Koordinator Divisi Layanan Dampingan P3A Jember belum lama ini.

Menurut Mashitoh, anak-anak kerap menjadi korban perkosaan, karena mereka innocent (polos) dan tak berdaya. Apalagi, jika harus berhadapan dengan orang-orang dewasa, terutama orang tua. Itu sebabnya, perkosaan banyak dilakukan bapak, paman, kakek, atau juga tetangga dekat.

"Sangat jarang dilakukan orang jauh dan tidak dikenal. Sebab, dalam perkosaan anak, ada unsur unjuk kekuasaan (show of force) dari pelaku pada si lemah. Biasanya, pelaku adalah orang pengecut yang ingin menunjukkan kekuatannya pada si lemah," tambah Artantyo WU SPsi, psikolog dari RSUD dr Soebandi Jember.

Dewi Mashitoh berpendapat, faktor kemiskinan dan rendahnya pendidikan pelaku maupun korban juga memicu munculnya perkosaan. Moralitas dan mentalitas yang tidak dapat bertumbuh dengan baik, membuat pelaku tak dapat mengontrol nafsu atau perilakunya.


Ketika hasrat telah menggebu, mereka tak punya uang untuk `jajan`. Akibatnya, orang terdekat dan terlemah seperti anak-anak di sekelilingnya-lah yang menjadi korban. Korban yang belum mempunyai kedewasaan penuh, biasanya tidak berani berbicara tentang perkosaan yang menimpanya.

"Mereka biasanya diancam. Jika pelakunya ayah, diancam tidak disekolahkan atau dibunuh. Ini untuk membungkam korban agar tidak mengungkap aib kepada orang lain," imbuh Dewi.
Perkosaan terhadap anak biasanya terbongkar, karena ada perubahan psikologis pada diri korban. "Secara fisik, pihak keluarga bisa melihat bahwa anaknya telah menjadi korban perkosaan, yakni mengeluh kesakitan atau secara psikis menunjukkan perubahan perilaku," lanjut Artantyo.

Perkosaan terhadap anak merupakan kisah ironis di dunia anak-anak. Ayah, paman, kakek, atau tetangga yang seharusnya menjaga anak-anak dan masa depannya, ternyata bisa menjadi ancaman bagi mereka.
"Pagar makan tanaman," sebut Artantyo terhadap pelaku perkosaan anak.
Melati, 12, warga Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang, Jember, kini sering menangis dan menjerit-jerit sendiri. Ini terjadi setelah gadis berwajah imut-imut ini dirampas mahkotanya oleh sang ayah Agustus 2006.

Ih, 35, tega menghancurkan masa depan anak gadisnya demi memuaskan nafsu. Ini terjadi karena pria ini kerap ditinggal istri bekerja sehingga kebutuhan biologis tak terpenuhi.
Perbuatan bejat Ih, kata Dewi Mashitoh, terjadi bukan karena ia ditinggal istri menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri atau lantaran belahan hatinya meninggal. Setiap hari, Ih masih bisa bertemu sang istri

"Biasanya, pelaku malah masih mempunyai istri dan istrinya secara fisik keberadaannya tidak jauh. Sangat jarang kami mendampingi korban perkosaan yang pelakunya ditinggal istri," paparnya.
Perbuatan Ih diketahui pertama kali oleh sang istri yang mencurigai perubahan perilaku anak perempuannya. st9


Ketelatenan Penyidik

Tidak mudah menangani kasus perkosaan terhadap anak. "Kita harus menangani perkara ini dengan perspektif (sudut pandang) dari sisi korban atau berpihak pada korban," ujar Kanit RPK Polres Jember Aiptu Tri Muji Wilujeng.

Alasannya, yang jadi korban adalah anak-anak. Kalau penyidik berpihak pada mereka, maka mereka akan mengungkapkan semua yang telah dialaminya secara jujur.

Para korban berada dalam kondisi down alias jatuh. "Jika pertanyaan kita menyakitkan mereka, maka ini sama saja dengan membuat mereka jatuh tertimpa tangga," jelas perwira ini.
Mendapatkan sebuah cerita dari korban yang masih anak-anak, lanjut Tri, pemeriksaan juga perlu dilakukan dengan cara bercerita. Bahkan, Berita Acara Pemeriksaan (BAP) juga dituangkan dengan cara bertutur khas anak-anak.

"Sangat sulit meminta keterangan dari anak berumur lima, enam, atau tujuh tahun. Kita membujuknya dengan cara bermain-main, bercerita bahkan dengan makanan dan mainan. Kita harus telaten dan bicara dari hati ke hati," tutur Tri.

Sedangkan untuk mengeliminasi kasus perkosaan terhadap anak, penyidik menjerat pelaku dengan ancaman hukuman berat. "Kita memakai UU Perlindungan Anak 23/2002. Peranti hukum ini diharapkan bisa menimbulkan efek jera bagi para pelaku," imbuhnya.

Hakim atau jaksa yang menangani kasus perkosaan anak, kata Tri, sebaiknya perempuan agar lebih berempati dan dapat memproses perkaran dari perspektif anak-anak.
Humas Pengadilan Negeri (PN) Jember Aminal Umam SH tidak sependapat dengan Tri. "Tidak usah memandang jenis kelamin. Asalkan jaksa dan hakimnya concern dan berperspektif anak, hal itu tetap akan membantu korban," ujar Aminal.

Sebab, selain berempati kepada korban, hakim juga tetap harus mempertimbangkan kondisi pelaku. Pemerkosa anak biasanya orang dewasa. Namun, dalam praktik, ternyata ada juga yang pelakunya anak-anak. Seperti yang terjadi pada Bunga, 6, warga Kecamatan Pakusari, Jember, yang diduga diperkosa teman sepermainannya, Arf, 12. st9


Pelaku Anak Juga Korban

Tahun 2006, Pengadilan Negeri Kelas IB Jember menangani tiga kasus perkosaan terhadap anak, dengan pelaku anak-anak juga.
"Secara makro, anak-anak yang menjadi pemerkosa teman-teman sepermainan ini sebenarnya juga menjadi korban.
Sebab, pasti ada yang salah dalam referensinya, baik referensi wawasan orang tua, lingkungan, maupun masyarakat," ujar Humas PN Jember Aminal Umam SH.
Para hakim, lanjutnya, juga harus memperhatikan masa depan pelaku yang masih anak-anak. Hakim tidak akan memilih jalur pidana seperti hukuman penjara bagi pemerkosa anak yang berusia 8-12 tahun.

"Biasanya, kita kembalikan pada orang tua, apalagi jika status mereka pelajar. Namun, jika mereka berumur 12-18 tahun, tetap ada hukuman kurungan, jika terbukti bersalah," tegas mantan hakim Pemalang, Jateng, ini.
Sedangkan pada pelaku dewasa, hakim tetap akan memperhatikan derajat kesalahan, motif, tujuan, sikap batin, dan perilaku si pelaku, sebelum menjatuhkan vonis.

Namun, untuk pelaku perkosaan anak yang sudah dewasa, hakim biasanya menjatuhkan vonis 8-12 tahun. "Itu juga salah satu terapi penyembuhan untuk para korban. Karena, biasanya pelaku adalah orang dekat. Dengan tidak dipertemukannya korban dan pelaku dalam waktu lama, akan membantu korban memulihkan diri dari rasa takut dan trauma," kata Aminal.

Banyak korban yang selama persidangan menolak bertemu pelaku. Karenanya, hakim tidak mempertemukan korban dengan pelaku, meski dalam pidana umum lainnya mereka biasanya bertemu dalan satu persidangan.

Di sinilah perlunya hakim lebih sensitif dan berpihak pada korban. Sebab, jika tidak, maka korban akan semakin trauma. Apalagi, ada juga korban yang tidak menyadari musibah yang menimpa mereka.

Aminal mencontohkan, kakak adik berumur 9 dan 6 tahun yang diperkosa bapaknya. "Dua anak itu malah kasihan pada bapaknya yang meringkuk di penjara. Mereka tidak bisa memberikan keterangan secara leluasa karena khawatir ayahnya dipenjara. Padahal, mereka sebenarnya trauma dan takut terhadap perbuatan ayahnya. Kasus-kasus seperti ini harus diperhatikan hakim," tegas Aminal. st9


Ketahanan Korban Berbeda

Dalam UUPA 23/2002, anak adalah manusia berumur 0-18 tahun yang belum mempunyai kedewasaan secara sadar. Mereka layak mendapatkan hak-hak seperti hidup, sehat, dan aman.
Namun, masih banyak warga yang belum memberikan hak-hak anak sepenuhnya. Sebagian besar hak anak dirampas untuk kepentingan orang dewasa. Ketika anak diperkosa, maka hak akan hidup yang aman dan sehat telah tercerabut.

Anak-anak akan tercekam ketakutan sepanjang hayat. Mereka tidak akan mudah menerima kehadiran lawan jenis. Pandangan terhadap indahnya cinta dan hidup berumah tangga akan sirna. Jika kesehatan psikis lemah, mereka akan mengalami depresi akut yang berakhir dengan bunuh diri.

"Jika anak-anak telah menjadi korban, kita patut mengobati luka mereka dan menyembuhkannya. Ada luka psikis yang dialami oleh para korban perkosaan," kata psikolog Artantyo.
Tingkat penyembuhan luka psikis korban anak ini bervariasi. Menurut Artantyo, karakter korban, dukungan keluarga dan lingkungan menjadi faktor yang dapat mempercepat pemulihan kejiwaan korban perkosaan.

"Ada korban yang introvert (tertutup). Jika masih berusia di bawah 10 tahun, sulit dideteksi apakah depresi atau tidak. Ketika masih anak-anak, mungkin tidak kelihatan, namun jika mereka memasuki masa puber, dampak dari perkosaan itu akan terlihat. Bisa terlihat pada perilaku dan juga tingkat kepercayaan diri," ujar Artantyo.

Oleh karena itu, lanjutnya, daripada mengobati, lebih baik para orang tua dan lingkungan menjaga si anak. "Jangan malah menjadi pagar makan tanaman. Sebab, sulit mengobati anak yang sudah terluka. Daya tahan mereka berbeda, ada yang cepat pulih, namun ada juga yang lama pulihnya," tegasnya. st9





safril 085664800001